Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah petinggi PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA dilaporkan melakukan transaksi pembelian saham BBCA pada Selasa (18/3/2025).
Sebagai informasi, pada Rabu (19/3/2025) atau perdagangan kemarin, BBCA ditutup pada level 8.325 per saham atau menguat 25 poin (0,30%). Sepanjang perdagangan, BBCA berada pada level tertinggi 8.400 dengan level terendah 8.225 per saham.
Dalam lima hari terakhir, saham BBCA berada dalam tren penurunan, yaitu terkoreksi sebesar 9,02%. Jika ditarik lebih mundur, BBCA melemah 7,50% dalam sebulan terakhir dan turun 15,91% dalam periode tahun berjalan.
Saat saham BBCA mengalami penurunan sejalan dengan pelemahan IHSG sebesar 3,84% ke level 6.223,38 pada Selasa 18 Maret 2025, beberapa direksi dan komisaris melakukan pembelian saham bank swasta terbesar di Indonesia tersebut.
Sebagai informasi, pada hari itu IHSG sempat terjun hingga amblas 6,12% pada sesi I perdagangan dan membuat BEI melakukan trading halt.
Di sisi lain, pada hari ini, Kamis (20/3/2025) merupakan akhir periode perdagangan saham BBCA dengan hak dividen (cum dividend) di pasar regular dan pasar negosiasi.
Dikutip dari keterbukaan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (19/3/2025), terdapat lima direktur dan satu komisaris BCA yang kompak melakukan pembelian saham BBCA pada Selasa (18/3/2025).
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja melakukan transaksi pembelian sebanyak 1.031.359 saham BBCA dengan harga Rp8.975,05 per saham. Dengan transaksi ini, Jahja pun mengenggam 35,21 juta saham atau 0,029% saham BBCA dari sebelumnya sebesar 34,18 juta lembar atau 0,028%.
Direktur BCA John Kosasih juga melakukan transaksi pembelian saham BBCA sebanyak 318.416 lembar dengan harga Rp8975,05 per saham. Sebelum transaksi, saham BBCA yang dimiliki John sebanyak 776.076 lembar (0,001%) dan menebal menjadi 1,09 juta lembar (0,001%) usai transaksi.
Direktur BCA Haryanto Tiara Budiman dilaporkan membeli 281.279 lembar saham BBCA pada harga Rp8.975,05 pada saat yang sama. Jumlah saham yang dimiliki Haryanto pun meningkat dari 776.099 lembar (0,001%) menjadi 1,05 juta lembar (0,001%).
Komisaris BCA Tonny Kusnadi juga membeli saham BBCA pada level harga Rp8.975,05 per saham sebanyak 232.377 lembar. Kepemilikannya pun meningkat dari 7,26 juta lembar (0,006%) menjadi 7,50 juta lembar (0,006%).
Sementara itu, terdapat dua direktur BCA yang melakukan transaksi pembelian dengan harga berbeda. Direktur BCA Vera Eve Liem membeli BBCA dengan harga Rp8.975,05 per saham sebanyak 400.777 lembar.
Kemudian, Vera Kembali melakukan transaksi pembelian sebanyak 118.500 saham pada harga Rp8.400 per saham pada hari yang sama. Melalui transaksi tersebut, kepemilikan saham Vera pun menjadi 2,73 juta lembar (0,002%) dari sebelumnya 2,61 juta lembar (0,002%).
Adapun, Direktur BCA Santoso membeli BBCA sebanyak 100.000 lembar dengan harga Rp8.975,05 dan 100.000 lembar lagi pada harga Rp8.475. Jumlah saham yang dimiliki Santoso pun menjadi 3,16 juta saham (0,003%) dari sebelumnya 3,06 juta saham (0,002%).
Mengutip Bloomberg, sebelumnya Sucor Sekuritas dan PT Verdhana Sekuritas merilis rekomendasi terbaru untuk BCA. Keduanya mempertahankan buy kemarin, Senin (17/3/2025).
Dalam risetnya, Sucor Sekuritas mempertahankan rekomendasi buy karena BBCA melaporkan pertumbuhan laba yang solid dan berpotensi mengungguli bank-bank lain yang diperkirakan tidak terlalu tinggi tahun ini.
Sucor Sekuritas memperkirakan BBCA akan menghasilkan pertumbuhan laba moderat tahun ini. Hal tersebut didukung oleh struktur pendanaan yang kompetitif, likuiditas yang cukup, dan kualitas aset yang solid.
“Kami memproyeksikan laba bersih mencapai Rp58,3 triliun, naik 6,3% YoY [secara tahunan] pada 2025 dan Rp62,2 triliun naik 6,7% YoY pada 2026,” tulisnya dalam riset mengutip Bloomberg. Sebanyak 31 analis menyematkan rating buy dan 4 hold dengan target rata-rata Rp11.542.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel