Bisnis.com, JAKARTA — Obligasi sejumlah bank akan menghadapi jatuh tempo pada kuartal II/2025. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyampaikan likuiditas bank masih kuat untuk melunasi surat utang yang tidak lama lagi jatuh tempo.
Menelisik data Pefindo, surat utang bank yang akan jatuh tempo pada kuartal II ini yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk. (BRIS), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI).
Selain jatuh tempo, Pefindo juga memberikan beberapa pandangan mengenai tren penerbitan surat utang untuk sektor perbankan di tengah sentimen global seperti perang dagang saat ini. Hal ini berdampak kepada suku bungan hingga nilai tukar.
Analis Pefindo Danan Dito memandang likuiditas bank masih kuat untuk melakukan ekspansi walaupun kemungkinan adanya faktor eksternal tersebut, akan membuat bank mengkaji kembali terhadap rencana mereka.
"Jadi kalau dari sisi surat utang yang akan jatuh tempo seharusnya kalau menurut saya tidak terlalu banyak masalah dari sisi untuk me-repay-nya kalau dari sisi perbankan-perbankan tersebut," kata Dito dalam konferensi pers virtual, Selasa (15/4/2025).
Namun, kata Dito, mengenai adanya pertumbuhan dari sisi surat utang yang diterbitkan kembali, bank melihat prospek ke depan.
"Jadi mungkin akan harus liat dulu ke depan ini perang dagangnya akan seperti apa," tutur Dito.
Sementara, Kepala Divisi Riset Ekonomi Pefindo Suhindarto menyampaikan Pefindo mengantongi mandat pemeringkatan surat utang untuk sektor perbankan sebesar Rp12,6 triliun per 31 Maret 2025.
Merujuk data Pefindo yang disampaikan Kepala Divisi Riset Ekonomi Pefindo Suhindarto, terdapat lima perusahaan sektor perbankan yang tercatat di pipeline. Hal ini menjadikan sektor perbankan merupakan sektor dengan nilai penerbitan jumbo kedua setelah sektor multifinance atau pembiayaan.
Secara rinci, sektor pembiayaan berada di peringkat pertama dengan rencana issuance atau nilai penerbitan Rp14,8 triliun. Lalu posisi kedua ditempati oleh perbankan senilai Rp12,6 triliun.
"Kalau berdasarkan historis penerbitkan kedua sektor ini cukup tinggi dari tahun ke tahun diteruskan juga di tahun ini tercermin dari mandatnya yang masih tinggi, yang mana instrumennya belum listing," kata Suhindarto dalam konferensi pers, Selasa (15/4/2025).
Menurut data yang disampaikan Suhindarto, sudah ada surat utang dari sektor perbankan senilai Rp5 triliun yang terbit di triwulan pertama. Artinya jika realisasi sesuai dengan rencana atau pipeline Pefindo, total nilai surat utang yang terbit sekitar Rp17 triliun.
"Yang mana itu mendekatilah levelnya dengan yang kira-kira akan jatuh tempo di tahun ini," sebutnya.
Jika melihat tren surat utang sektor perbankan selama beberapa tahun terakhir, memang rata-rata dari sektor perbankan sendiri memang masih di bawah Rp20 triliun untuk penerbitan setiap tahunnya dari tahun 2023.
Namun demikian, kalau dibandingkan dengan sektor lain, sektor perbankan bisa masuk dalam 3 terbesar dibanding dengan sektor lainnya. Kalau kita lihat di tahun 2023 kemarin nilainya mencapai Rp12,3 triliun kemudian 2024 itu di Rp15,9 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel