Bank Mandiri dan BSI Buka-Bukaan Rencana Penerbitan Surat Utang

Bisnis.com,15 Apr 2025, 21:39 WIB
Penulis: Patricia Yashinta Desy Abigail
Bank Mandiri dan BSI Buka-Bukaan Rencana Penerbitan Surat Utang
Nasabah melakukan transaksi keuangan di kantor cabang BSI, Jakarta, Rabu (13/3/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk. berencana menerbitkan surat utang menghadapi jatuh tempo atas surat utang masing-masing perusahaan pada kuartal II/2025. 

Wakil Direktur Utama BSI Bob Tyasika Ananta menyampaikan pihaknya menerbitkan surat utang dengan instrumennya yakni sukuk. Namun demikian, Bob belum dapat memberikan kisi-kisi atau informasi detail tanggal penerbitan maupun nilainya.  

"Tahun lalu sudah terbitin [sukuk], tahun ini terbitin, tahun depan terbitkan. Tahun ini, nanti kita lihat market lah ya, by plan kami biasa berproses bisa antara Rp3 triliun sampai dengan Rp4 triliun" kata Bob saat ditemui, Selasa (15/4/2025).

Di sisi lain, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri M. Ashidiq Iswara mengatakan pihaknya optimistis terhadap kemampuan likuiditas perseroan dalam memenuhi kewajiban utang, termasuk di dalamnya pelunasan obligasi, yang didukung oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan pengelolaan likuiditas yang cermat. 

Ashidiq menyebut Bank Mandiri senantiasa mempertimbangkan kebutuhan pendanaan sesuai dengan rencana bisnis, kondisi likuiditas internal, serta situasi dan sentimen pasar keuangan yang berkembang. 

"Pendekatan ini dilakukan untuk menjaga struktur pendanaan yang sehat dan mendukung ekspansi bisnis berkelanjutan Perseroan ke depan," kata Ashidiq kepada Bisnis Indonesia, Selasa (15/4/2025).

Berdasarkan catatan Bank Mandiri, emiten berkode BMRI ini telah menerbitkan Global Bond senilai US$800 juta melalui program Euro Medium Term Notes (EMTN) pada Maret 2025. 

Selain itu, Bank Mandiri juga telah menerbitkan obligasi berwawasan Lingkungan Berkelanjutan Tahap II senilai Rp5 triliun sebagai bagian dari PUB Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I sebesar Rp10 triliun. 

Menurut Ashidiq, penerbitan ini juga merupakan wujud komitmen Bank Mandiri dalam mendukung pertumbuhan usaha yang berkelanjutan.

Sebelumnya, sejumlah bank akan menghadapi jatuh tempo pada surat utangnya di kuartal dua 2025. 

Seiring dengan hal tersebut PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyampaikan likuiditas bank masih kuat untuk melunasi surat utang yang tidak lama lagi akan jatuh tempo.

Menelisik data Pefindo, perusahaan bank yang akan jatuh tempo di kuartal dua ini yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk. (BRIS), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI). 

Selain jatuh tempo, Pefindo juga memberikan beberapa pandangan mengenai tren penerbitan surat utang untuk sektor perbankan di tengah sentimen global seperti perang dagang saat ini. Hal ini berdampak kepada suku bunga hingga nilai tukar. 

Analis Pefindo Danan Dito memandang likuiditas bank masih kuat untuk melakukan ekspansi walaupun kemungkinan adanya faktor eksternal tersebut, akan membuat bank mengkaji kembali terhadap rencana mereka. 

"Jadi kalau dari sisi surat utang yang akan jatuh tempo seharusnya kalau menurut saya tidak terlalu banyak masalah dari sisi untuk mere-pay nya kalau dari sisi perbankan-perbankan tersebut," kata Dito dalam konferensi pers virtual, Selasa (15/4/2025).  

Namun, kata Dito, mengenai adanya pertumbuhan dari sisi surat utang yang diterbitkan kembali, bank melihat prospek ke depan. "Jadi mungkin akan harus liat dulu ke depan ini perang dagangnya akan seperti apa," tutur Dito. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: David Eka Issetiabudi
Terkini