Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Usaha Mikro Kecil di Bali Bersaing dengan Investor Kakap

Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Bali, izin usaha mikro kecil selama semester I/2020 yang berada di Bali mampu mencatatkan nilai penjualan hingga Rp842,85 miliar dari sebelumnya modal usaha total yang senilai Rp404,36 miliar.
Pelabuhan Sanur yang menjadi objek vital di Kota Denpasar ini merupakan tempat penyeberangan bagi kapal-kapal kecil ke pulau-pulau di sekitar Bali, seperti Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Ceningan, dan Pulau Nusa Lembongan, serta Pulau Gili Terawangan di Lombok, NTB. /Kementerian BUMN
Pelabuhan Sanur yang menjadi objek vital di Kota Denpasar ini merupakan tempat penyeberangan bagi kapal-kapal kecil ke pulau-pulau di sekitar Bali, seperti Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Ceningan, dan Pulau Nusa Lembongan, serta Pulau Gili Terawangan di Lombok, NTB. /Kementerian BUMN

Bisnis.com, DENPASAR - Investasi yang dilakukan pelaku usaha mikro kecil di Bali tidak kalah dengan penanaman modal yang memiliki nilai investasi besar.

Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Bali, izin usaha mikro kecil selama semester I/2020 yang berada di Bali mampu mencatatkan nilai penjualan hingga Rp842,85 miliar dari sebelumnya modal usaha total yang senilai Rp404,36 miliar. Hasil penjualan usaha mikro kecil terbesar berada di Denpasar dengan nilai mencapai Rp257,73 miliar dari modal yang sebelumnya Rp96,89 miliar.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Bali Dewa Putu Mantera mengatakan investasi di bawah Rp500 juta memang tidak tercatat dalam realisasi investasi Provinsi Bali. Namun, jika investasi yang dilakukan pengusaha daerah dengan skala mikro kecil tersebut dihitung, nilainya akan mampu menutupi target penanaman modal secara tahunan.

"Kalau kita kumpulkan ini kan namanya target realisasi terselubung, kalau digabungkan, bisa saja tercapai, ke depan saya akan data terus invetasi di bawah Rp500 juta sebagai gambaran betul tidak tercapainya target tahunan kita," katanya kepada Bisnis, Rabu (20/1/2021).

Sementara itu, Bali baru mencetak realisasi penanaman modal dalam negeri maupun asing hingga kuartal III/2020 senilai Rp8,12 triliun atau baru 19,16% dari target tahunan. Realisasi investasi tersebut terdiri atas penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp4,4 triliun dan penamanan modal asing (PMA) Rp3,72 triliun. Realisasi investasi tertinggi baru terjadi pada kuartal III/2020 dengan nilai total Rp3,79 triliun.

Adapun, pada dua kuartal sebelumnya, yakni kuartal I/2020 dan kuartal II/2020 masing-masing mencatatkan nilai investasi Rp2,97 triliun dan Rp1,35 triliun.

Dewa mengatakan realisasi investasi hingga kuartal III/2020 memang masih jauh dari target yang senilai Rp42,36 triliun. Hal itu dikarenakan adanya pandemi Covid-19 yang cukup menghantam kinerja investasi. Padahal, beberapa investor sudah menyatakan ketertarikan untuk melakukan penanaman modal di Bali.

Realisasi investasi secara full year pun dapat dipastikan tidak akan mencapai target. Namun, Dewa menilai, realisasi investasi yang telah dicapai Bali cukup tinggi di tengah situasi pandemi.

"Tantanganya memang Covid-19, niat invetasi di Bali cukup tinggi tetapi karena Covid-19, dan beberapa negara yang sudah datang mau investasi harus pulang sehingga investasi pun ditunda," katanya.

Adapun Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat jumlah pengajuan Nomor Induk Berusaha (NIB) melalui sistem Online Single Submission (OSS) sepanjang 2020 mencapai 1.519.551 NIB dengan sebesar 81 persen atau 1.229.417 NIB didominasi UMKM. BKPM pun mengaku akan terus mendorong kemudahan berusaha bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang merupakan investor terbanyak di Indonesia.

Berdasarkan data dari Pusat Komando Operasi dan Pengawalan Investasi (Pusat KOPI) BKPM, selama periode Januari-Desember tahun 2020 tercatat ada sebanyak 1.670.685 Izin Usaha (IU). Sementara Izin Operasional/Komersial (IOK) yang diterbitkan mencapai 221.275 IOK.

Pengajuan IOK tersebut didominasi oleh Perdagangan yaitu sebanyak 31.431 IOK, diikuti oleh Kesehatan 21.816 IOK, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) 14.565 IOK, Perhubungan 12.446 IOK, serta Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 10.689 IOK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper