Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengguna QRIS di NTB Lampaui Target

Untuk memperluas penggunaan QRIS, BI menyasar instansi pemerintah kabupaten dan kota di NTB.
Warga bertransaksi digital menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS)./Antara-Yulius Satria Wijaya
Warga bertransaksi digital menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS)./Antara-Yulius Satria Wijaya

Bisnis.com, MATARAM - Pengguna aplikasi pembayaran nontunai QRIS di Nusa Tenggara Barat (NTB) telah melampaui target pada 2021.

Data dari Kantor Perwakilan BI NTB menyebutkan jumlah pengguna QRIS sejumlah 121.755 merchant QRIS, melampaui target 2021 yang berjumlah 121.200 merchant. Pengguna QRIS sudah menyasar kelompok UMKM hingga pengusaha kelas menengah ke atas.

Kepala Kantor BI NTB Heru Saptaji menjelaskan capaian tersebut berkat kesadaran para pelaku usaha dari kelompok mikro hingga pelaku usaha besar di berbagai lapangan usaha seperti ekonomi kreatif, transportasi, hingga pariwisata untuk menggunakan transaksi nontunai yang lebih praktis.

"Target kami tahun ini sudah terpenuhi lebih dari 100 persen, tinggal bagaimana mengedukasi masyarakat agar mau bertransaksi dengan QRIS. Seperti event World Superbike kemarin banyak pengguna baru dan mereka merasakan kemudahan transaksi," jelas Heru pada Rabu (24/11/2021).

Untuk memperluas penggunaan QRIS, BI menyasar instansi pemerintah kabupaten dan kota di NTB untuk bertransaksi menggunakan QRIS. "Pemda bisa menggunakan QRIS untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) misalnya menggunakan QRIS untuk pembayaran parkir yang dikelola Pemda. Kemudian pembayaran retribusi pedagang di pasar, transportasi hingga fasilitas pariwisata. Kemudian pembayaran Bansos nontunai," kata Heru.

BI NTB bersama Pemda se-Nusa Tenggara Barat membentuk Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) untuk mendorong penggunaan QRIS di instansi pemerintahan. "Dengan transaksi nontunai yang optimal di Pemda, maka potensi PAD semakin naik, dan mendorong terciptanya ekonomi yang lebih inklusif di daerah," ujar Heru. (K48)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper