Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

REI NTB Minta Harga Rumah Naik 10 Persen

Sebenarnya harga bukan kendala utama masyarakat memiliki rumah subsidi, tetapi persyaratan perbankan yang masih terlalu tinggi.
Pekerja beraktivitas di proyek pembangunan perumahan subdisi./Bisnis-Arief Hermawan P
Pekerja beraktivitas di proyek pembangunan perumahan subdisi./Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, MATARAM - Naiknya harga material bangunan yang digunakan untuk membangun rumah membuat para pengembang di Provinsi Nusa Tenggara Barat meminta pemerintah menaikkan harga rumah 10 persen.

Ketua Real Estate Indonesia (REI) NTB, Heri Susanto, menjelaskan kenaikan harga 10 persen cukup moderat di tengah kenaikan harga material bangunan pada 2022. "Kami mengusulkan harga rumah subsidi naik 10 persen, karena harga semua bahan naik. Tapi sampai saat ini kami belum menerima ketetapan dari pemerintah soal kenaikan harga," jelas Heri, Kamis (12/5/2022).

Jika naik 10 persen, rata-rata harga rumah subsidi menjadi Rp180 juta. Heri menilai harga tersebut masih rasional bagi masyarakat.

"Sebenarnya harga bukan kendala utama masyarakat memiliki rumah subsidi, tetapi persyaratan perbankan yang masih terlalu tinggi, sehingga ceruk pasar untuk masyarakat berpenghasilan rendah bisa dibilang habis. Contohnya ada pedagang yang pinjam koperasi atau bank, kemudian pernah telat membayar sehingga mendapat peringatan, dan itu membuat dia tidak bisa mendapat kredit rumah," kata Heri.

Aturan yang dinilai kurang berpihak terhadap masyarakat berpenghasilan rendah tersebut, menurut Heri harus direvisi, agar penjualan rumah subsidi di NTB semakin bergeliat.

"Aturan tersebut terlalu keras, ya harapan kami ada evaluasi dan bisa diringankan," kata dia.

Saat ini masih terdapat 7.000 unit rumah subsidi yang belum terjual di NTB. Jumlah produksi rumah subsidi pada 2021 mencapai 14.000 unit, masih ada 50 persen yang belum terjual.

"Untuk memproduksi lagi para developer masih wait and see, ini juga kesempatan bagi masyarakat yang belum memiliki rumah agar membeli rumah sebelum harga naik," ujar Heri. (K48)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper