Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi Bertahan di Masa Pandemi Covid-19 Lewat Masker Nyentrik Ala NIION

Pandemi Covid-19 menjadi virus yang tidak hanya menginfeksi dunia kesehatan tanah air, tapi juga ekonomi baik makro maupun mikro. Akibat pembatasan aktivitas masyarakat selama penanganan Pandemi Covid-19, geliat ekonomi hingga tingkat paling rendah lumpuh.‎
Produk masker Halpa Series dari NIION/Bisnis-Dea Andriyawan
Produk masker Halpa Series dari NIION/Bisnis-Dea Andriyawan

Bisnis.com, BANDUNG - Pandemi Covid-19 menjadi virus yang tidak hanya menginfeksi dunia kesehatan tanah air, tapi juga ekonomi baik makro maupun mikro. Akibat pembatasan aktivitas masyarakat selama penanganan pandemi Covid-19, geliat ekonomi hingga tingkat paling rendah lumpuh.‎

Salah satu pelaku usaha fesyen lokal Bandung yang merasakan efek dari Pandemi ini adalah NIION‎. Adit Yara, Founder NIION mengaku jika saja pandemi ini tidak ada, sudah bisa dipastikan mampu meraup untung dari penjualan produk premium yang ia rilis pada Februari 2020 lalu yang diberi nama Sterling Bag.

Hanya saja, sebulan kemudian, pandemi Covid-19 mulai mewabah di tanah air dan benar-benar menjadi pukulan telak bagi pelaku industri kreatif ini.‎

Adit Yara, Founder NIION paham betul pandemi Covid-19 mulai merambat ke dunia usaha dimana adanya pembatasan ak‎tivitas berdampak pada menurunnya daya beli segmentasinya.‎

Tak kehabisan akal, meski kondisi ini asing bagi Adit, dan pasti dialami juga oleh pelaku usaha lainnya, adaptasi menjadi kunci. Adit memilih beradaptasi dengan kondisi ini dan melahirkan produk masker yang diberi nama masker Halpa Series.

Adit menolak jika jenamanya disebut mendadak memproduksi masker di tengah pandemi lantaran masker fashionable sudah ia produksi sebagai salah satu produk turunan NIION selain tas-tas unik berdesain anti-mainstream.

"Sebelumnya ada produk masker reguler yang kita buat," jelas Adit, di Bandung, Jumat (5/6/2020).

Sepekan setelah mengamati bagaimana masker menjadi sangat langka di pasaran yang mengakibatkan harganya pun meroket, Adit baru mulai menggebrak dengan ‎memroduksi 1.000 masker yang pastinya memiliki rupa yang menarik dengan corak artistiknya.

"Di luar dugaan 1.000 masker ludes dalam satu minggu," jelas Adit.

Bagi Adit capaian ini mengejutkan, ia menyebut, maskernya memang tidak diklaim bisa menyamai kualitas dari masker medis, namun dipastikan lebih aman dibanding masker kain pada umumnya.

"Tapi pas dicek di Balai Besar Tekstil, bahan yang kami pakai produksi ternyata masuk dalam standar medis," jelas Adit.‎

Melihat permintaan yang cukup besar, NIION kemudian merilis masker lagi, kali ini bernama Halpa Series Art Coverage. Yang menarik, desain corak yang menempel pada masker fesyen Halpa Series Art Coverage adalah hasil kolaborasi dengan enam artisan dengan beragam cerita dibaliknya.

"Hasilnya kami berhasil menjual 1.800 produk masker," jelas dia.

Strategi NIION untuk tetap tumbuh dalam situasi serba sulit ini tidak terlepas dari peran tim. Jika cara instan pada umumnya saat kondisi usaha sulit adalah dengan mengurangi jumlah tim, maka NIION memilih untuk efisiensi dan melihat demand pasar.

Pertama, sejak mewabahnya Pandemi Covid-19, Adit memulai dengan brainstorming dengan one by one interview. Artinya, Adit berusaha memunculkan optimisme karyawan untuk bisa berjuang bersama dibanding melepas tim yang sudah susah payah ia bangun.

"Saya tanya mereka, mau gak berjuang bareng?, ungkap Adit.

Ke dua, Adit menggunakan strategi pivot. Dengan cara ini Adit berusaha mengarahkan haluan bisnis NIION ‎dengan melihat potensi pasar tanpa merubah citarasa jenama yang ia bangun.

Yang berbeda, produk masker yang NIION rilis tetap mengedepankan sisi artistik sehingga pengguna bisa ‎fashionable dalam upaya perlindungan dirinya dari virus corona.

Sejalan dengan Adit, Co-Founder NIION, Rangga Yuzar melihat masker saat ini dan seterusnya akan menjadi objek kebutuhan manusia, terlebih jika Covid-19 masih belum tertangani.

"Mau selesai ataupun belum, (masalah Covid-19), masker sepertinya akan tetap menjadi kebutuhan masyarakat," jelas dia. (K34)‎

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper