Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Buntut Scuba Dinilai tak Efektif, Proyek 8 Juta Masker Jabar Terganggu

Pelarangan pemakaian scuba dan buff di KRL berbuntut panjang pada proyek pengadaan 8 juta masker oleh UMKM di Jawa Barat.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengenakan masker scuba produksi UMKM/Istimewa
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengenakan masker scuba produksi UMKM/Istimewa

Bisnis.com, BANDUNG — Pelarangan pemakaian scuba dan buff di KRL berbuntut panjang pada proyek pengadaan 8 juta masker oleh UMKM di Jawa Barat.

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Kusmana Hartadji mengatakan saat ini pihaknya tengah berkonsultasi dengan Balai Tekstil Kementerian Perindustrian terkait pengujian bahan kain masker scuba. Konsultasi ini dalam rangka penyesuaian produksi scuba digantikan dengan kain.

“Itu kan kita sedang juga ke Balai Tekstil, itu kan sama-sama kain sebetulnya tapi kita juga harus menyesuaikan. Dilarang itu kan tetap aja karena memang kita sudah surat perintah dan sudah kontrak, tujuan kita kan sebetulnya membantu KUMKM, sepanjang itu sudah beli bahan kita mungkin akan pertimbangkan sesuai dengan kontrak tapi kalau memang dia belum bahan maka kita akan ganti sesuai dengan kainnya,” katanya kepada media, Senin (21/9/2020).

Menurutnya proyek 8 juta masker tersebut melibatkan sekitar 400 UMKM di Jawa Barat. Dari hitungan Kusmana, produksi scuba yang dilakukan UMKM porsinya mencapai 65% dibanding masker kain.

Anggaran program guna menyelamatkan UMKM yang terdampak pandemi Covid-19 ini sebesar Rp40 miliar.

Konsultasi dengan Balai Tekstil menurutnya penting karena scuba masih berbahan kain. Balai yang memiliki kelengkapan alat tersebut akan meneliti apakah kain untuk scuba bisa tembus bakteri atau tidak. Jika diharuskan tebal dan berlapis, maka pembuatan masker scuba tidak masalah pun dilanjutkan.

“Iya, dengan Balai Besar Tekstil yang mana memang kan ada yang tiup api atau lilin kan tembus tapi kalau yang dibuat kita itu ditiup api sebetulnya tidak tembus. Tapi ini kan harus secara akademis,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper