Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stasiun Cirebon Prujakan, Saksi Sejarah Geliat Industri Gula Era Kolonial

Stasiun Cirebon Prujakan yang berada di Jalan Nyimas Gandasari, Kecamatan Pekalipan, Kota Cirebon, Jawa Barat merupakan salah satu stasiun tua yang berada di wilayah PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 3 Cirebon.
Stasiun Cirebon Prujakan
Stasiun Cirebon Prujakan

Bisnis.com, CIREBON - Stasiun Cirebon Prujakan yang berada di Jalan Nyimas Gandasari, Kecamatan Pekalipan, Kota Cirebon, Jawa Barat merupakan salah satu stasiun tua yang berada di wilayah PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 3 Cirebon.

Berada pada ketinggian 4 meter di atas permukaan laut (MDPL), Stasiun Cirebon Prujakan yang dibangun pada 1897 ditetapkan sebagai bangunan stasiun cagar budaya pada 2010. Sesuai dengan Surat Keputusan Menbudpar No:PM. 58/PW.007/MKP/2010.

Keberadaan Stasiun Cirebon Prujakan berkaitan erat dengan pemberlakuan sistem tanam paksa tanaman tebu oleh Belanda di wilayah Cirebon. Tercatat, pada 1865 ada 700 hektare di wilayah tersebut dialihfungsikan menjadi lahan pertanian tebu.

Lima tahun setelah 1865, pemerintah kolonial mengesahkan undang-undang agraria. Dimana, sistem tanam paksa pertanian tebu dihentikan dan para investor Eropa mulai menanamkan modal pada bisnis pengolahan tebu di Cirebon.

Menggeliatnya industri gula di kota udang, pengusaha dari Eropa itu menjadikan Cirebon sebagai lokasi gudang, kantor dagang, dan pabrik gula.

Tidak hanya itu, pengusaha dari negara Eropa itu mencoba peruntungan dengan membangun jasa angkutan gula melalui perusahaan kereta api swasta Semarang-Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS). Termasuk Stasiun Cirebon Prujakan.

Mulai dibangun pada 1897 dan selesai pada 1899. Jalur kereta api tersebut
beberapa pabrik gula di sepanjang Cirebon-Semarang, mulai dari pabrik gula Soerawinangoeng, Gempol, Paroeng Djaya, Djatiwangie, dan Kadipaten.

Jalur kereta api yang dibangun untuk menyokong industri gula ini, guna memudahkan pengangkutan dari pabrik menuju Pelabuhan Muara Jati Cirebon yang selanjutnya diekspor ke luar negeri atau ke wilayah lain di Hindia Belanda.

Meningkatnya jumlah produksi, membuat pemerintah kolonial Belanda mulai mempertimbangkan perluasan Stasiun Cirebon Prujakan agar bisa dipisahkan antara pelayanan penumpang dan barang.

Hal ini karena perusahaan kereta api negara Staatspoorwegen (SS) sudah menjangkau Cirebon pada 1911, sehingga jajaran direksi SCS harus memikirkan kenyamanan penumpang.

Setelah memudarnya masa kejayaan industri gula, Stasiun Cirebon Prujakan menjadi salah satu pilihan bagi masyarakat untuk melakukan perjalan kereta api dari Cirebon menuju kota tujuan.

Dikutip dari Heritage KAI, beberapa gudang bekas penyimpanan gula yang ada di stasiun tersebut pun mulai 2011 dimanfaatkan menyimpan hasil produksi semen Holcim atas kerjasama antara PT Holcim Indonesia Tbk dengan PT KAI (persero).

Kerjasama itu untuk mendistribusikan semen di wilayah Cirebon dan sekitarnya. semen Holcim diangkut dengan kereta api dari pabriknya di Karangtalun Cilacap menuju Cirebon Prujakan.

Stasiun Cirebon Prujakan menjadi stasiun kereta api terbesar kedua di Daerah Operasi 3 Cirebon, setelah Stasiun Cirebon Kejaksan di pusat Kota Cirebon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper