Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Selepas Piala Dunia, Saat Tepat Bagi Tim Cahill Pensiun

Top skor sepanjang masa Timnas Australia Tim Cahill menyatakan ini saat yang tepat untuk mengakhiri penampilannya di level internasional selepas menunaikan tugas di Piala Dunia 2018 di Rusia.
Tim Cahill bersama fans Australia setelah kalah 0-2 dari Peru di Piala Dunia 2018 di Stadion Fisht di Sochi, Rusia./Reuters-Marcos Brindicci
Tim Cahill bersama fans Australia setelah kalah 0-2 dari Peru di Piala Dunia 2018 di Stadion Fisht di Sochi, Rusia./Reuters-Marcos Brindicci

Bisnis.com, JAKARTA – Top skor sepanjang masa Timnas Australia Tim Cahill menyatakan ini saat yang tepat untuk mengakhiri penampilannya di level internasional selepas menunaikan tugas di Piala Dunia 2018 di Rusia.

Gelandang serang berusia 38 tahun itu mengumumkan pengunduran dirinya pada Rabu (17/7/2018) dan pada Jumat (20/7/2018) menggelar jumpa pers resmi menyamoaikan keputusan itu setelah membela Australia di empat Piala Dunia yakni edisi 2006, 2010, 2014, dan 2018.

“Bagi saya, ini waktu yang tepat. Saya punya firasat. Saya pikir [cukuplah] empat Piala Dunia, [juara] Piala Asia, [membela di] Olimpiade, 107 pertandingan, [mencetak 50] gol,” tuturnya.

Dia mengaku mengambil keputusan untuk mengundurkan diri dari tim nasional bukan perkara gampang. “Namun, saya tak mau menunggu momen sedih untuk pensiun, ini waktu yang menyenangkan pensiun di usia 38 [tahun].”

Pemain bernama lengkap Timothy Filiga Cahill itu pensiun sebagai salah satu pemain hebat sepak bola Australia, dengan banyak dari 50 golnya datang pada saat-saat penting di pertandingan-pertandingan penting, gambaran kejayaan karier selama 14 tahun membela Socceroos.

Cahill menjadi bagian penting Timnas Australia ketika menjuarai OFC (Oceania Football Confederation) Cup 2004 di mana saat itu Socceroos masih tergabung dalam OFC. Di final dua leg, Australia menang skor agregat 11-1 atas Kepulauan Solomon.

Di turnamen itu Cahill menjadi top skor, berbagi dengan penyerang Selandia Baru Vaughan Coveny, masing-masing menjaringkan enam gol.

Cahill juga menjadi motor Australia ketika menjuarai Piala Asia 2015—setelah pada 2006 pindah ke Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC)— setelah di final menaklukkan Korea Selatan 2-1 melalui perpanjangan waktu. Dalam turnamen yang digelar di negaranya itu, Cahill mencetak tiga gol.

Dia sebenarnya sempat memperkuat Timnas Samoa U-20 sebanyak dua pertandingan pada 1994, karena ibunya berdarah Samoa, tetapi perjalanan kariernya ternyata jauh lebik baik dan mampu masuk skuat Timnas Australia U-21 dan kemudian di tim senior pertama Socceroos.

Di level klub, pemain kelahiran Sydney, Australia, 6 Desember 1979 itu pernah membela Everton pada 2004 hingga 2012, membantu tim itu menjadi runner up Piala FA musim 2008-2009, kalah di final dari Chelsea 1-2.

Klub-klub lain yang pernah disinggahinya ialah Milwall (Inggris), New York Red Bulls (AS), Shanghai Shenhua, Hangzhou Greentown (China), Melbourne City (Australia), dan kini dia kembali ke Milwall, klub tempatnya memulai karier profesional pada 1998.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper