Bisnis.com, JAKARTA – Pelatih Juventus Maurizio Sarri mengakui dia siap untuk bermain skuad Juventus U-23 saat menjamu AS Roma pada matchday terakhir Serie A Italia setelah kalah 0–2 dari Cagliari.
"Kami bermain lima kali dalam 12 hari," kata mantan pelatih Napoli itu mengungkapkan alasannya untuk menurunkan tim U-23 ketika kedatangan tamu dari ibu kota pada Minggu (2/8/2020) dini hari WIB.
Bianconeri telah mengamankan gelar Serie A dan merotasi skuad untuk perjalanan ke Sardinia, tetapi tentunya masih berharap lebih baik daripada kekalahan 0–2 akibat gagal mencegah gol-gol Luca Gagliano dan Giovanni Simeone, putra pelatih Atletico Madrid Diego Simeone.
"Masalahnya adalah bahwa kita adalah satu-satunya tim di Eropa yang harus bermain lima kali dalam 12 hari," kata Sarri kepada DAZN dan dikutip Football Italia.
"Kita akan melihat bagaimana keadaan kita besok dan apakah kita harus menurunkan tim U-23 secara keseluruhan pada akhir pekan, sehingga semua pemain bisa mendapatkan sedikit istirahat."
Perhatian tak terhindarkan bergerak menuju babak 16 Liga Champions saat bentrok dengan Lyon pada 7 Agustus, terutama karena lawan terakhir Serie A mereka Roma telah mengamankan tempat kelima yang merupakan jatah tiket langsung fase grup Liga Europa musim depan.
Baca Juga
“Dalam hal motivasi dan tekad, ini pertandingan yang tidak biasa dan tidak dapat disikapi dengan cara yang sama dengan sisa musim. Umpan-umpan kami bagus, tetapi kecepatan sirkulasi bola bermasalah, membuat segalanya mudah bagi lawan.”
“Kami memiliki sembilan pemain tersisa di Turin akibat cedera, jadi jelas saya punya beberapa keraguan menjelang lawan Lyon. Kita harus melihat siapa yang pulih."
Sarri sebagian besar memutar skuad malam ini, tetapi masih menggunakan Cristiano Ronaldo selama 90 menit, karena dia ingin menyaingi ujung tombak Lazio Ciro Immobile sebagai top skor (capocannoniere).
“Berbicara dengannya kemarin, dia sangat termotivasi, ingin bermain, sangat antusias, dan merasa baik. Kami membuat keputusan bersama, dia tahu tubuhnya lebih baik daripada siapa pun.”
"Ronaldo bermain dengan naluri, tidak sepenuhnya cocok dengan peran taktis tertentu, itu juga kekuatannya, tetapi itu berarti striker lain harus beradaptasi dengan gerakan Cristiano.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
