Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perjalanan Ratu Tisha, dari ITB, Schlumberger, PSSI, Hingga Electronic City

Ratu Tisha Destria, 34 tahun, ditunjuk menjadi komisaris independen di salah satu emiten terkemuka, perusahaan ritel barang elektronik PT Electronic City Indonesia Tbk (ECII). Setiap langkah perempuan pertama yang menjabat sebagai Sekjen PSSI itu menarik diikuti.
Ratru Tisha Destria ketika masih menjabat sebagai Sekjen PSSI./Bisnis.com
Ratru Tisha Destria ketika masih menjabat sebagai Sekjen PSSI./Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Perjalanan Ratu Tisha Destria, mantan Sekjen Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia, kerap kali melompat antarbidang yang secara teknis tidak ada hubungannya.

Setiap langkahnya menarik untuk diikuti, terutama setelah dia menjadi perempuan pertama yang menduduki jabatan strategi itu di orotitas sepak bola Indonesia tersebut.

Dia saling membesarkan dengan sepak bola. Dia menjadi sosok yang apik berkiprah di manajemen sepak bola, dan di sisi lain sepak bola pula yang membesarkan namanya.

Belakangan namanya mengemuka lagi setelah ditunjuk sebagai Komisaris Independen PT Electronic City Indonesia Tbk (ECII), emiten yang bergerak di bidang ritel barang elektronik.

Tisha lahir di Jakarta, 30 Desember 1985. Ketika masih bersekolah hingga berkuliah di Institut Teknologi Bandung, dia menyukai sepak bola, bukan sebaga pemain, tetapi di sisi manajerial. Dia menangani tim PS ITB yang berkompetisi di bawah Liga Mahasiswa Jawa Barat dan Persib Bandung.

Lulus dari ITB pada 2008, dia bekerja di perusahaan perminyakan Schlumberger—yang didirikan di Amerika Serikat, tetapi kini memiliki empat kantor pusat yakni di Houston, Paris, London, dan Den Haag—yang membuatnya bertugas berkeliling ke berbagai negara.

Dia kemudian berpaling kembali ke dunia sepak bola setelah mengikuti Program Master FIFA (Federation Internationale de Football Association), sehingga menyandang gelar Master of Art.

Dalam urusan sepak bola, dia memulai karyanya di level nasional dengan mendirikan lembaga data dan statistik pertandingan Labbola.

Dia juga dipercaya menjadi Direktur Kompetisi PT Liga Indonesia Baru (LIB), operator dua kompetisi teratas di Indonesia yakni Liga 1 dan Liga 2, setelah menangani Indonesian Soccer Championship (ISC) pada 2016 dalam posisi sebagai Direktur Kompetisi PT Gelora Trisula Semesta (GTS).

Tisha sempat pula menjadi direktur kompetisi. Tak hanya itu, di kejuaraan pramusim Piala Presiden 2017, dia juga ditunjuk sebagai direktur kompetisi.

Dia mulai mengemban tugas sebagai Sekjen PSSI pada Juli 2017, berselang 3 bulan setelah Ade Wellington mengundurkan diri dari posisi strategis tersebut. Ketika itu Tisha masih menjadi Direktur Kompetisi PT LIB.

Sebagai Sekjen PSSI, dia pun aktif menjadi penghubung selurih kepentingan PSSI dengan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC). Di AFC, dia kemudian mengemban peran selaku anggota Komite Kompetisi badan sepak bola Asia itu.

Setelah pada April 2020 dia mundur dari kepengurusan PSSI, pada bulan lalu dia menarik diri dari kepengurusan AFC.

Pada Mei 2020 putri pasangan Tubagus Adhe dan Venia Maharani ini menjadi komisaris di tim sepak bola daerah asal orang tuanya, Perserang yang berbasis di Kota Serang, Banten.

Sepanjang karirnya di organisasi sepak bola, Tisha telah menunjukkan bahwa dia mampu mengatasi berbagai masalah yang muncul saat bergulirnya roda kompetisi.

Kini dia bakal punya “mainan” baru di ECII. Menarik untuk ditunggu langkahnya apakah akan sergap tangkas seperti ketika dia “bermain” di sepak bola.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper