Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prinsipal Asal Korsel Melesu di Tahun Kuda

Tahun Kuda 2014 tampak tak bersahabat bagi industri otomotif, khususnya merek asal Korea Selatan (Korsel). Kondisi ini tak hanya dirasakan Hyundai dan Kia di Indonesia, tetapi juga secara global.
Deretan mobil Hyundai /hyundai.co.kr
Deretan mobil Hyundai /hyundai.co.kr

Bisnis.com, JAKARTA - Tahun Kuda 2014 tampak tak bersahabat bagi industri otomotif, khususnya merek asal Korea Selatan (Korsel). Kondisi ini tak hanya dirasakan Hyundai dan Kia di Indonesia, tetapi juga secara global.

PT Kia Mobil Indonesia (KMI) selaku agen tungal pemegang merek (ATPM) Kia memandang 2014 sebagai momentum konsolidasi bisnis internal. Direktur Pemasaran KMI Hartanto Sukmono menyatakan pihaknya tak mematok pertumbuhan penjualan pada tahun ini.

“Berbeda dengan tahun sebelumnya, pada 2010 ke 2011 tumbuh 50% begitu pula 2011 ke 2012. Lalu turun sekitar 10% pada 2012 ke 2013. Tapi 2013 ke 2014 akan flat,” katanya kepada Bisnis, Kamis (2/1/2014). Realisasi penjualan Kia dari pabrik ke diler sepanjang Januari – November 2013 sejumlah 11.046 unit.

Proyeksi KMI tersebut dengan mempertimbangkan gejolak perekonomian domestik serta iklim politik jelang pemilu. Ini bakal mendongkrak harga jual produk Kia mengingat depresiasi mata uang Garuda terhadap dolar AS belum membaik ditambah lagi rencana penaikan pajak kendaraan bermotor.

 Karena itu, harga jual anak naik mengingat produk Kia masih dibeli utuh dari luar negeri alias impor. Tapi, nilai penaikan belum ditetapkan, baru dipastikan penaikan akan berlaku pada kuartal I/2014.

“Kurs dolar dan rupiah bukan faktor tunggal harga jual naik. Pendorong utama adalah penaikan bea balik nama dan pajak kendaraan di daerah. Biasanya naik di kuarta 1 karena pemda menentukan besaran pajak kendaraan bermotor pada Februari atau Maret,” ucap Hartanto.

Tantangan yang sama dirasakan pula oleh PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI), ATPM Hyundai. Presiden Direktur HMI Mukiat Sutikno menilai bisnis otomotif tahun ini lumayan berat, bahkan penjualan berpotensi anjlok.

HMI juga berencana menaikkan harga jual walaupun daya saing menjadi taruhan. "ATPM akan mengubah harga jual meski ini bisa membuat permintaan turun," ucapnya. Penaikan harga tersebut akan dilakukan bertahap untuk semua model.

Secara umum, peta bisnis industri otomotif Indonesia pada 2014 mengalami perubahan cukup drastis. Ini terpengaruh kehadiran mobil harga terjangkau dan ramah lingkungan (LCGC) yang mulai memasuki fase produksi optimalnya. 

Di sisi lain, Hyundai Motor Company dan Kia Motors Corporation selaku induk perusahaan Hyundai dan Kia menilai pertumbuhan bisnis 2014 sebagai yang terlemah dalam 8 tahun terakhir. Ini terpengaruh persaingan antarmerek yang kian sengit ditambah penguatan Won yang menghambat kinerja ekspor.

Chung Mong Koo, Chairman Hyundai dan Kia seperti dilansir Bloomberg, Kamis (2/1/2013), memperkirakan penjualan hanya tumbuh 4% menjadi 7,86 juta unit kendaraan pada tahun ini. Persentase tersebut merupakan yang terlemah sejak 2006, volume penjualanpun lebih kecil dari yang diproyeksikan sejumlah analis bisa mencapai 8 juta unit.

Demi mempertahankan gairah bisnis, Hyundai dan Kia mengupayakan penambahan investasi bagi pengembangan teknologi dan fitur keselamatan produk-produknya.

Analis dari KB Investment & Securities Company Chung Kwan berpendapat penguatan mata uang Won terhadap Yen mempersengit persaingan dagang antar prinsipal asal Korsel dan Jepang. "Kami tetap berharap Hyundai dan Kia bisa melampaui target mereka dan mencapai penjualan 8 juta unit," tuturnya.

Pabrik Hyundai di Seoul, Korsel, akan mendistribusikan sekitar 4,9 juta unit kendaraan hingga akhir 2014. Sedangkan dari basis produksi Kia menjual sekitar 2,96 juta unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper