Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri ESDM: Tidak Ada Kenaikan Harga Premium dalam Waktu Dekat

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menegaskan rencana penyesuaian harga bahan bakar minyak jenis Premium dibatalkan.
Pengendara mengisi bahan bakar di SPBU, di Jakarta, Senin (9/4/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Pengendara mengisi bahan bakar di SPBU, di Jakarta, Senin (9/4/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menegaskan rencana penyesuaian harga bahan bakar minyak jenis Premium dibatalkan.

Dia memastikan tidak akan ada kenaikan harga Premium dalam waktu dekat ini, seperti yang disampaikan awal bulan lalu.

"Arahan Presiden tidak ada kenaikan BBM (Premium). Jadi dibatalkan," ujarnya di Jakarta, Rabu (24/10/2018).

Mengenai sampai kapan penyesuaian harga Premium ditahan, dia mengaku tak bisa memprediksikannya. Sebab menurutnya, kenaikan harga BBM sangat dipengaruhi oleh harga minyak mentah dunia.

"Harga minyak nggak ada yang tahu dari waktu ke waktu. Kapan dinaikkan? jawaban saya harga minyak kita nggak bisa tahu," katanya.

Pada 10 Oktober 2018 lalu, Jonan menyatakan sesuai arahan Presiden Joko Widodo Premium akan disesuaikan pada pukul 18.00 WIB hari itu.

Hal itu disampaikan Jonan disela-sela lawatan kunjungan kerjanya ke Bali. Sayangnya, tidak lama kemudian, pengumuman tersebut dikoreksi kembali.

Sementara itu, hari ini, Rabu (24/10/2018), Komisi VII DPR RI memanggil Jonan untuk menggelar rapat kerja sekaligus meminta penjelasan pemerintah terkait pembatalan kenaikan harga Premium.

Namun setelah dimulai, rapat justru diwarnai adu pendapat urgensi pembahasan agenda rapat tersebut. Salah satu anggota Komisi VII dari Fraksi PDIP Adian Napitupulu meminta agar persoalan pembatalan kenaikan Premium tersebut tidak usah dibahas karena tak memiliki urgensi apapun.

"Tidak ada yang terganggu di masyarakat mengenai masalah ini. Jadi sebaiknya kita hentikan saja rapat ini. Buang-buang waktu," katanya.

Sebaliknya, sejumlah anggota lainnya tetap menghendaki rapat tetap dilakukan agar persoalan tersebut menjadi terang benderang. Namun, rapat dilakukan secara tertutup.

Rapat pun sempat di skors selama 10 menit untuk merundingkan kelanjutan pembahasan tersebut.

Akhirnya, pimpinan rapat Wakil Komisi VII DPR Ridwan Hisjam memutuskan rapat dilaksanakan secara tertutup. Keputusan ini mendapat penolakan dari anggota Fraksi Gerindra karena dinilai tidak transparan dan mereka memutuskan untuk walkout.

"Kami dari Fraksi Gerindra berat kalau tertutup. Ini masalah mendasar BBM harus transparan kepada rakyat. Orang akan bertanya-tanya ada apa kok rahasia banget," kata Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Gerindra Kardaya Warnika.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper