Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tuduhan Dumping Jadi Tantangan Industri Pulp Dan Kertas

Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) menyatakan tuduhan dumping dari berbagai negara masih menjadi tantangan industri pada tahun depan.
Foto aerial kawasan pabrik PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Pangkalan Kerinci, Riau, yang merupakan salah satu pabrik kertas terbesar di dunia./Istimewa
Foto aerial kawasan pabrik PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Pangkalan Kerinci, Riau, yang merupakan salah satu pabrik kertas terbesar di dunia./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA—Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) menyatakan tuduhan dumping dari berbagai negara masih menjadi tantangan industri pada tahun depan.

Aryan Warga Dalam, Ketua APKI, menyatakan saat ini pasar dinilai sedang bertumbuh dengan baik dan permintaan dunia masih meningkat sekitar 2%. Kondisi ini diyakini berlanjut pada tahun depan. Walaupun demikian, industri pulp dan kertas memiliki tantangan utama yang menghambat pertumbuhan secara optimal.

“Tantangan tahun depan itu, karena kami punya daya saing, jadi dituduh dumping terus, seperti Amerika Serikat, Australia, India, Pakistan, dan Korea Selatan,” ujarnya di Jakarta, Rabu (12/12/2018).

Seperti diketahui, AS dan Australia menganggap Indonesia melakukan praktik Particular Market Situation (PMS). Menurut Arya, tudingan aksi dumping pulp dan kertas asal Indonesia oleh AS disebabkan oleh kesalahan Negara Paman Sam dalam menentukan harga acuan komoditas tersebut.

Dalam kasus tersebut, AS mengacu pada harga pulp asal Malaysia yang lebih tinggi dibandingkan Indonesia. Akibatnya, produsen Indonesia dituding memberikan subsidi atas produk ekspornya.

Pada tahun lalu, AS menuding produk coated paper dan uncoated paper dari Indonesia dikenai subsidi sehingga harga jualnya lebih rendah. Adapun, di Australia tudingan serupa ditujukan kepada produk A4 copy paper yang masih dalam proses negosiasi di Organisasi Dagang Internasional (World Trade Organization/WTO).

Kendati demikian, Aryan masih optimistis industri pulp dan kertas masih bisa tumbuh 5% pada tahun depan. Apalagi, peluang pasar masih terbuka dan kapasitas produksi pulp dan kertas meningkat karena ada perluasan.

“Harga juga masih bagus, apalagi tahun depan ada permintaan kertas untuk pemilu,” katanya.

Sepanjang tahun ini, nilai ekpor kertas dan pulp diproyeksikan tembus US$7 miliar. Dengan estimasi ini, maka nilai ekspor produk pulp dan kertas akan melonjak 20,7% dari capaian 2017 sebesar US$5,8 miliar.

Saat ini tercatat, kapasitas produksi kertas Indonesia sebesar 16 juta ton per tahun dan pulp sebesar 11 juta ton per tahun. Pasar utama ekspor pulp dan kertas Indonesia adalah kawasan Asia, seperti China, Korea Selatan, India, Arab Saudi, dan Jepang

Secara global, industri pulp Indonesia merupakan produsen terbesar kesepuluh sementara industri kertas menempati peringkat keenam. Di wilayah Asia, Indonesia merupakan produsen peringkat ketiga untuk industri pulp dan dan keempat untuk industri kertas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Maftuh Ihsan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper