Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Denmark Tuntaskan Studi Kelayakan Pembangkit Listrik Energi Terbarukan di Lombok

Pemerintah Denmark telah melakukan kajian awal studi kelayakan pembangunan proyek energi baru dan terbarukan di Lombok., Nusa Tenggara Barat.
Turbin Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap tertutup kabut di Kecamatan Watang Pulu Kabupaten Sindereng Rappang, Sulawesi Selatan, Senin (15/1)./JIBI-Abdullah Azzam
Turbin Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap tertutup kabut di Kecamatan Watang Pulu Kabupaten Sindereng Rappang, Sulawesi Selatan, Senin (15/1)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah Denmark telah melakukan kajian awal studi kelayakan pembangunan proyek energi baru dan terbarukan di Lombok., Nusa Tenggara Barat.

Bjarne Bach, Konsultan KPMG mengungkapkan, sejauh ini, Lombok tidak memiliki sumber daya fosil yang signifikan ataupun terkoneksi dengan jaringan listrik utama di Indonesia. Dampaknya ketergantungan utama penggunaan diesel pada pembangkit dalam kondisi skala ekonomi yang rendah membuat tarif listrik di Lombok sebesar US$ 13,9 sen/kWh. Angka ini tergolong tinggi dibandingkan rata-rata nasional sebesar US$7,7 sen/kWh.

Lombok, sambung dia, saat ini, memiliki kapasitas terpasang  sebanyak 260 MW dan berdasarkan RUPTL yang dikeluarkan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (2018—2027) pertumbuhan permintaan mencapai 7,6% per tahun yang berarti bisa mencapai 500 MW hingga 2027.

“Berdasarkan prediksi itu sebenaranya masih banyak ruang untuk energi terbarukan yang bisa memenuhi tingginya permintaan jika secara teknologi dan investasi memungkinkan,”katanya Kamis (13/12/2018).

Adapun kajian dilakukan oleh KPMG memetakan 4 sektor energi terbarukan,yakni biomassa, solar PV, tenaga angin, serta pengolahan sampah. Hasil kajian menunjukkan diantara keempatnya, pembangkit listrik berbasis solar dan angin menjadi proyek yang paling berpotensi dikembangkan dari sisi resiko dan keuntungan atau Internal Rate of Return (IRR).

Dalam kajian itu, potensi listrik yang bisa dihasilkan dari pembangkit berbasis tenaga matahari itu bervariasi mulai dari 3,3—5,6kWh/m2. Apalagi, lanjut dia, matahari bersinar lebih lama di Lombok dibandingkan pulau lainnya di Indonesia, dengan tingkat pnyinaran tertinggi di pantai timur dan selatan. Adapun dari sisi investasi juga tergolong paling rendah dibandingkan yang lainnya, dengan perkiraan US$ 20—US$30 juta.

PLTS baik yang dipasang di atap atau tidak, memiliki tingkat kerusakan terendah dibandingkan pembangkit lainnya. Ini karena, teknologinya lebih sederhana.

Sementara untuk pembangkit biomassa potensinya juga cukup tinggi kendati sumber dayanya tersebar. Menurutnya dengan karakteristik Lombok, maka penggunaan sekam padi adalah yang paling potensial untuk menghasilkan daya sebesar 60-65 MW. Lokasinya bisa dikembangkan di Lombok Timur, Tengah dan Barat. Pembangunannya diperkirakan menelan investasi US$ 40—60 juta.

Di sisi lain pembangkit tenaga angin juga dimungkinkan hanya saja kecepatan angina di Lombok tergolong rendah, tetapi ungkap Bjarne ada beberapa lokasi di wilayah selatan yang kecepetan anginnya mencapai 6—7 m/s. Investasi pengembangan ini menelan biaya US$75—100 juta.

Untuk sampah sendiri, Lombok menghadapi tantangan lingkungan dalam mengelola sampah. Setiap tahun diperkirakan 900.000 ton sampah dihasilkan oleh industri dan pemukiman. Setidaknya 200.000 diantaranya didistribusika ke TPA, sisanya berakhir ke laut, pantai, ataupun dibakar di hutan. Melalui pengelolaan sampah untuk listrik diperkirakan membutuhkan biaya pengembangan  tinggi US$ 150—US$225 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper