Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perbaikan Ekspor Jadi Tantangan untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi 2019

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menilai bahwa tantangan utama tahun ini adalah mendorong ekspor Tanah Air seiring dengan kondisi perkembangan perang dagangan antara Amerika Serikat dengan China dan juga Brexit yang tidak mulus sehingga dapat mempengaruh pertumbuhan ekonomi dunia.
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menilai bahwa tantangan utama tahun ini adalah mendorong ekspor Tanah Air seiring dengan kondisi perkembangan perang dagangan antara Amerika Serikat dengan China dan juga Brexit yang tidak mulus sehingga dapat mempengaruh pertumbuhan ekonomi dunia.

"Tantangan utama tahun ini adalah trade war dan brexit yang tidak mulus yang bisa mengurangi pertumbuhan ekonomi dunia, sehingga pada akhirnya mempengaruhi ekspor kita," tutur Iskandar Simorangkir, Deputi Koordinasi Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan, Kemenko Perekonomian, kepada Bisnis.com, Jumat (18/1/2019).

Kendati demikian, lanjut Iskandar, pemerintah diyakini masih memiliki peluang untuk mendorong perekonomian Tanah Air seiring telah diambilnya sejumlah kebijakan yang dapat mendongkrak ekspor tersebut.

"Kebijakan tax holiday, relaksasi DNI [Daftar Negatif Investasi] dan OSS [Online Single Submission] akan mendorong investasi, selanjutnya industri dalam negeri dan ekspor," ujarnya.

Meskipun, sejumlah kebijakan tersebut diyakini baru akan bisa dirasakan pada triwulan kedua atau ketiga tahun ini. Dan Iskandar pun tetap optimistis target pertumbuhan ekonomi 5,3% tahun ini diyakini akan dapat terealisasi dengan baik.

"Dampak kebijakan itu mungkin baru dirasakan pada triwulan dua atau triwulan tiga tahun ini. Tetapi optimistis pertumbuhan ekonomi Indonsia bisa kisaran 5,3% pada tahun ini," ujarnya.

Hal senada disampaikan Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus yang menilai bahwa tantangan 2018 tidak lebih ringan dari 2018.

Oleh sebab itu, lanjut dia, pemerintah perlu segera mengambil kebijakan yang sifatnya emergency dan juga fundmanetal untuk mendatangkan sebanyak mungkin devisa melalui ekspor, penanaman modal asing, pariwisata dan lain-lain.

"Pemerintah perlu segera mengambil kebijakan jangka pendek dan jangka panjang. Lakukan berbagai upaya untuk mendatangkan sebanyak mungkin devisa melalui ekspor, penanaman modal asing, pariwisata dll," ujarnya.

Namun demikian, selain mendorong ekspor, pada sisi lain perlu juga melakukan pengendalian impor yang masuk ke Tanah Air, terutama impor barang konsumsi yang sebenarnya mampu di produksi di dalam negeri.

Mohammad Faisal, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia juga sependapat bahwa salah satu tantangan terbesar pada 2019 adalah mendorong pertumbuhan ekspor.

"Karena ekonomi global yang melambat khususnya di negara-negara tujuan ekspor utama kita, sehingga defisit perdagangan sukar berbalik menjadi surplus, apalagi harga komoditas juga melemah," ujarnya.

Oleh sebab itu, kata Faisal, setidaknya yang bisa dilakukan pemerintah saat ini adalah menekan defisit sekecil mungkin agar transaksi berjalan tidak semakin melebar.

"Selain itu, peluang relatif lebih mudah adalah menekan defisit jasa dengan menggenjot pariwisata," tegasnya.

Menurutnya dengan kondisi tahun ini yang cukup menantang tersebut, pertumbuhan ekonomi 2019 diyakini sukar untuk tumbuh lebih tinggi dari pada 2018.

"Tapi ya at least harus diusahakan tidak lebih lambat. Kuncinya jaga daya beli masyarakat untuk mempertahankan atau meningkatkan peran konsumsi rumah tangga dan mendorong belanja pemerintah," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper