Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Kemasan Obat Diproyeksikan Tumbuh 5%

Industri kemasan obat diprediksi bakal tumbuh tahun ini sejalan dengan penambahan peserta asuransi kesehatan negara.
Obat-obatan/boldsky.com
Obat-obatan/boldsky.com

Bisnis.com, CIKARANG – Industri kemasan obat diprediksi bakal tumbuh tahun ini sejalan dengan penambahan peserta asuransi kesehatan negara. Namun, produk impor masih membayangi dengan harga yang lebih murah dan kualitas yang rendah.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartato mengatakan industri kemasan medis, ampul, dan vial, dapat tumbu di atas 5% pada tahun ini. Hal tersebut dipicu oleh penambahan peserta jaminan kesehatan universal melalui Badan Penjamin Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

“Ini harusnya penggunanya [BPJS Kesehatan] naik, sehingga [konsumsi] obatnya meningkat. Normalnya, kalau obatnya naik, [produksi] ampulnya tambah,” ujarnya dalam kunjungan ke PT Schott Igar Glass (SIG) , Rabu (24/4/2019).

Dia mengatakan untuk melindungi industri kemasan obat nasional, pemerintah akan mempelajari kembali peraturan sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) bagi kemasan obat. Kemenperin akan meminta masukan dari para pelaku usaha, asosiasi, dan pihak-pihak terkait.

Vial adalah kemasan berbentuk lonjong yang biasa dipakai untuk kemasan vaksin, sedangkan ampul adalah kemasan yang biasa digunakan untuk menyimpan obat yang disuntikkan ke dalam tubuh.

Pada kesempatan yang sama, PT Schott Igar Glass (SIG) menyatakan telah menambah kapasitas produksi untuk kemasan premium sebesar 50% menjadi 3,6 juta buah kemasan. Secara konsolidasi, perseroan dapat memproduksi 775 juta ampul, 576 vial, dan 55 juta pipet gelas.

Pada tahun depan, perseroan berencana untuk meningkatkan kapasitas produksi hingga 15% atau menjadi sekitar 1.6 miliar buah kemasan obat.

Direktur Keuangan SIG Erwin Ruslie mengatakan kapasitas produksi perseroan pada akhir tahun lalu berada di level 70%--75%. Pada tahun ini perseroan akan meningkatkan utilisasi hingga 90%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Editor : Galih Kurniawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper