Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

India Minta RI Relaksasi Aturan Impor 6 Komoditas, Apa Dampaknya?

Pemerintah Indonesia harus mempertimbangkan efek samping dari permintaan India untuk menambah  daftar produk yang diperjualbelikan melalui skema  trade off antarkedua negara.
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia harus mempertimbangkan efek samping dari permintaan India untuk menambah  daftar produk yang diperjualbelikan melalui skema  trade off antarkedua negara.

Ketua Bidang Perdagangan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Benny Soetrisno menilai sebenarnya wajar apabila India meminta tambahan produknya yang ingin dibuka aksesnya menuju Indonesia. Sebab, defisit neraca perdagangan yang dialami India terhadap Indonesia cukup tinggi.

“Wajar jika India meminta banyak hal untuk mendongkrak ekspornya ke Indonesia sehingga defisit neraca perdagangan mereka menyempit. Namun, pemerintah juga harus melihat betul bagaimana dampak negatifnya ke industri dan perdagangan kita. Jangan sampai kebijakan kontrol impor yang sedang kita lakukan, justru tak berguna nantinya,” katanya kepada Bisnis.com, Rabu (10/7/2019).

Dia mengatakan, pemerintah Indonesia bisa membuka akses impor terhadap produk-produk yang memang belum dapat diproduksi di dalam negeri.

Menurutnya, apabila produk impor dari India berupa bahan baku penolong yang dapat digunakan untuk industri domestik berbasis ekspor, maka Indonesia perlu mempertimbangkannya untuk dibuka akses impornya.

Adapun, berdasarkan data Kementerian Perdagangan, neraca perdagangan Indonesia dengan India tercatat surplus US$8,17 miliar pada 2018. Secara akumulatif, sejak 2014--2018 surplus perdagangan Indonesia dengan India tumbuh 2,10%.

Sekadar catatan, Menteri Perdagangan, Industri dan Perkeretaapiaan India Piyush Goyal meminta agar Indonesia merelaksasi akses impor terhadap produk otomotif, farmasi, buah-buahan, susu, daging kerbau  dan ban.

Untuk produk otomotif, dia meminta Indonesia untuk tmelonggarkan ketentuan impor otomotif completly built up (CBU) dan menyesuaikan standar emisi yang ada dengan standar internasional. Sementara itu untuk farmasi, India meminta agar porsi impor produk tersebut ditambah.

Di sisi lain, untuk produk buah-buahan dan susu, Goyal meminta agar produk asal negara tersebut masuk dalam daftar Fresh Food of Plant Origin (FFPO) yang dimudahkan akses impornya di Indonesia. Adapun, untuk daging kerbau, dia meminta Indonesia menghapuskan kebijakan kuota impor dan menambah jumlah pelabuhan yang bisa dimasuki oleh komoditas tersebut di Indonesia. 

Permintaan itu disampaikan oleh Goyal, ketika melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan Indonesia Enggartiasto Lukita di sela-sela pertemuan tingkat menteri Asean Troika, di New Delhi India, pada Selasa (9/7).

Khusus untuk pelonggaran akses ekspor India menuju Indonesia untuk daging kerbau, susu, buah-buahan dan ban termasuk permintaan baru dari India. Sebab berdasarkan catatan Bisnis, pada awal Februari 2019, India meminta agar akses ekspor otomotif, farmasi dan gula mentah menuju Indonesia dilonggarkan.

Permintaan India pada Februari tersebut sejatinya telah dituruti oleh Indonesia, dengan melonggarkan impor dari salah satu komoditas yang diminta oleh India. Komoditas itu adalah gula mentah, di mana Indonesia menurunkan bea masuknya dari 10% menjadi 5% pada Juni 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper