Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Perlu Waspada Relokasi Pasar dari China

Defisit neraca perdagangan pada Juli 2019 membuat Indonesia perlu waspada pada strategi relokasi pasar China yang tengah menghadapi perang dagang dengan AS.
Ilustrasi kawasan industri/Jabarprov.go.id
Ilustrasi kawasan industri/Jabarprov.go.id

Bisnis.com, JAKARTA - Defisit neraca perdagangan pada Juli 2019 membuat Indonesia perlu waspada pada strategi relokasi pasar China yang tengah menghadapi perang dagang dengan AS.

Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri mengimbau pemerintah untuk mewaspadai relokasi pasar China yang masih melalui perang dagang dengan AS.

Pasalnya, kenaikan keran impor 34,96% pada Juli 2019 dengan nilai US$15,51 miliar didominasi oleh barang asal China dengan nilai US$1,5 miliar.

"Kita lihat di sini kita terima impor dari mereka meningkat ini merupakan percampuran perang dagang yang berdampak pada relokasi pasar dari China ke AS," jelasnya, Kamis (15/8/2019).

Hambatan yang dialami negeri bambu itu, menurut Ahmad Heri, telah membuat mereka melakukan relokasi pasar baru. Alhasil Indonesia menjadi salah satu pasar alternatif.

Heri menilai, Indonesia sebagai pasar potensial baru bagi China sebenarnya juga harus menyiasati defisit lewat market intelligence.

Adapun tugas market intelligence ini adalah meriset kebutuhan di negara lain. Indonesia lantas mencoba menyediakan kebutuhan produk untuk diekspor sehingga perlu segera dilakukan kerja sama bilateral antara Indonesia dengan negara tujuan.

"Jadi strategi market intelligence itu sangat masif dan kita bisa meniru. Kalau terlambat kita meniru negara lain sudah melakukan," terang Heri.

Heri menegaskan strategi perlu dilakukan secepat mungkin mengingat pentingnya pemerintah membantu dunia usaha saat ini.

"Kita bantu eksportir membuka pasar baru negara lain," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper