Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Peringatkan Dampak Ekonomi Global terhadap Sektor Tenaga Kerja RI

Wakil Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bob Azam berpendapat pemerintah perlu memperhatikan dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi global ke depannya terhadap sektor tenaga kerja di Indonesia. 
Mencari pekerjaan/rifemagazone.co.uk
Mencari pekerjaan/rifemagazone.co.uk

Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bob Azam berpendapat pemerintah perlu memperhatikan dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi global ke depannya terhadap sektor tenaga kerja di Indonesia. 

"Jadi target membuka lapangan kerja bukan hanya tugas Kementerian Ketenagakerjaan  tetapi lintas sektor bahkan ini harus jadi key indikator keberhasilan keseluruhan pemerintah," jelasnya kepada Bisnis.com, Selasa (27/8/2019).

Saat ini, lanjutnya, pemerintah juga perlu memikirkan lowongan pekerjaan dari luar negeri dan penyiapan kompetensi tenaga kerja yang juga akan berdampak pada pengurangan angka pengangguran di Indonesia. 

Dia mencontohkan seperti Jepang yang membutuhkan 400.000 tenaga kerja terampil dalam 5 tahun ke depan. Selain Jepang, juga banyak negara lain yang tertarik dengan tenaga kerja Indonesia. 

Oleh karena itu, penting dilakukan sertifikasi yang mendapat endorse dari lembaga sertifikasi international sehingga tenaga kerja Indonesia bisa dikirim ke luar negeri untuk bekerja. 

"Bagaimana kita memenuhinya karenan butuh sertifikasi yg diterima di Jepang. Perlu kerjasama dengan perusahaan Jepang yang  ada di sini," tuturnya. 

Sementara itu, Kementerian Ketenagakerjaan meyakini dapat menurunkan angka TPT berada dikisaran 4,5% pada 2024 dengan adanya program menciptakan kesempatan kerja sebanyak 12,8 juta lapangan kerja. 

Kepala Pusat Perencanaan Ketenagakerjaan Kemenaker Agus Triyanto mengatakan proyeksi penurunan jumlah penganggur terbuka tersebut selain disebabkan pertumbuhan perekonomian, juga disebabkan semakin berkurangnya tambahan angkatan kerja baru terutama yang berpendidikan rendah. 

Menurutnya, angkatan kerja baru diperkirakan bertambah rerata per tahun sebanyak 2,48 juta sehingga menjadi 145,4 juta orang di tahun 2024. 

"Tambahan angkatan kerja baru diperkirakan semakin mengecil, karena semakin banyaknya anak-anak usia sekolah yang melanjutkan ke sekolah lebih tinggi, baik yang ke SMTP, SMTA maupun Perguruan Tinggi dan semakin sedikitnya pelajar yang droup out (DO)," kata Agus. 

Adapun rencana membuka lapangan kerja baru sebanyak 12,8 juta itu akan menciptakan lapangan kerja setiap tahunnya sebanyak 2,55 juta orang per tahun. 

Dari 17 sektor terdapat 5 sektor yang tumbuh cukup signifikan yaitu perdagangan dan reparasi kendaraan sebanyak 515.000 orang rerata per tahun, penyediaan akomodasi dan makan minum sebanyak 471.000 orang rerata per tahun, industri pengolahan sebanyak 391.000 orang rerata per tahun, konstruksi sebanyak 289.000 orang rerata per tahun dan transportasi dan pergudangan sebanyak 240.000 orang rerata per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper