Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Besok, Erick Thohir Mungkin Punya Wakil Menteri BUMN

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berharap Presiden Joko Widodo atau Jokowi segera mengangkat wakil menteri (wamen) untuk membantunya menangani ratusan badan usaha berpelat merah.
Menteri BUMN Erick Thohir di halaman Istana Negara, Jakarta, Kamis (24/10/2019). /Antara
Menteri BUMN Erick Thohir di halaman Istana Negara, Jakarta, Kamis (24/10/2019). /Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berharap Presiden Joko Widodo atau Jokowi segera mengangkat wakil menteri (wamen) untuk membantunya menangani ratusan badan usaha berpelat merah.

Usai sidang paripurna Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka, Kamis (24/10/2019), Erick Tohir mengakui dirinya sudah mengajukan nama-nama Wamen BUMN.

"Kita mengajukan beberapa nama, beliau menyeleksi malam ini, kemungkinan segera diangkat besok," jelas Erick.

Erick sudah mengajukan tiga hingga empat nama calon wamen kepada Presiden Jokowi, namun dia tidak bersedia menyebutkan nama-nama tersebut namun ia menyebut kriteria wamen.

"Kriteria saya bisa jawab. Satu, saya ingin yang bisa membantu saya, juga profesional, yang kedua punya track record yang benar-benar baik karena kita ini mengelola aset ribuan triliun rupiah," katanya.

Kalau tidak profesional dan track record kurang bagus, lanjutnya, bagaimana rakyat bisa percaya dan bagaimana juga anak buah yang dipimpin bisa percaya.

Erick menyebut di kementerian yang dipimpinnya banyak restrukturisasi, corporate action, dan pengembangan usaha, maka wamen yang dibutuhkan harus mengerti juga soal keuangan, tidak hanya operasional.

"Yang lainnya juga saya berharap selain kita mengangkat, kita membangun juga future leader, pengganti-pengganti ke depan. Kalau saya selalu konsisten seperti itu, kaya di KOI kan yang gantiin muda juga," katanya.

Erick mengungkapkan wamen yang diajukan merupakan orang yang kapabel menjalankan perusahaan sangat besar dan tantangan KPI yang berat.

"Kemarin sudah saya sampaikan, misalkan kereta cepat Jakarta Bandung bisa gak sesuai dengan target pembangunannya. Tetapi kalau bisa dipercepat, kenapa mesti sesuai, mesti dipercepat," katanya.

Tantangan lainnya adalah percepatan pembangunan kilang minyak untuk menekan impor minyak.

"Juga mengenai bagaimana kepala sawit dijadikan B20, ke depan B30 itu salah satu upaya menekan impor energi, terutama minyak karena kalau kita lihat subsidi terbesar juga masih sekitar itu," tambah Erick.


 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper