Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Investasi pada Sektor Manufaktur Turun Terus

Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi pada sektor industri manufaktur mulai dari Januari hingga September 2019 baru mencapai Rp147,3 triliun.
Aktivitas karyawan di pabrik karoseri truk di kawasan industri Bukit Indah City, Purwakarta, Jawa Barat, belum lama ini. Selain kebutuhan lapangan kerja yang semakin besar, produktivitas industri manufaktur dinilai perlu lebih digenjot guna menghindari ancaman jebakan negara berpenghasilan menengah atau middle income trap. /Bisnis-NH
Aktivitas karyawan di pabrik karoseri truk di kawasan industri Bukit Indah City, Purwakarta, Jawa Barat, belum lama ini. Selain kebutuhan lapangan kerja yang semakin besar, produktivitas industri manufaktur dinilai perlu lebih digenjot guna menghindari ancaman jebakan negara berpenghasilan menengah atau middle income trap. /Bisnis-NH

Bisnis.com, JAKARTA – Memasuki kuartal III/2019, investasi pada sektor industri manufaktur masih belum mampu bertumbuh secara signifikan.

Padahal, investasi di sektor ini perlu terus digenjot apabila pemerintah memang hendak mendorong hilirisasi industri dan meningkat ekspor barang-barang olahan yang memiliki nilai tambah.

Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi pada sektor industri manufaktur mulai dari Januari hingga September 2019 baru mencapai Rp147,3 triliun.

Capaian ini lebih rendah dibandingkan dengan realisasi investasi menuju sektor industri manufaktur pada periode yang sama tahun sebelumnya di mana BKPM mencatat terdapat realisasi investasi ke sektor tersebut mencapai Rp169,7 triliun.

Dari tahun ke tahun, tampak bahwa sektor industri manufaktur sendiri sudah mulai ditinggalkan oleh investor.

Per 2016, investasi di sektor industri menufaktur tercatat mencapai Rp335,8 triliun yang merupakan capaian investasi pada sektor industri manufaktur tertinggi pada masa Pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Memasuki 2017, investasi menuju sektor manufaktur mulai melorot di mana pada tahun tersebut tercatat mencapai Rp274,7 triliun dan kembali menurun pada 2018 di mana investasi pada sektor industri manufaktur tercatat hanya Rp222,3 triliun.

Secara proporsi, sektor industri manufaktur sempat menjadi sektor yang dominan di mana investasi ke sektor tersebut pada 2016 tercatat mencapai 54,8% dari keseluruhan investasi yang masuk.

Pada 2018, investasi menuju sektor manufaktur tercatat hanya 30,8% dari keseluruhan realisasi investasi.

Dari data BKPM nampak bahwa minat investor mulai bergeser dari sektor industri manufaktur ke sektor jasa. Sektor jasa terhitung terus bertumbuh sejak sektor industri manufaktur mulai terkontraksi.

Tahun ini saja, realisasi investasi pada sektor jasa mulai Januari hingga September 2019 tercatat mencapai Rp354,6 triliun. Secara nominal capaian ini sudah hampir mendekati nominal realisasi investasi 2018 pada sektor jasa yang mencapai Rp367 triliun.

Akibat dari terus menurunnya investasi ke sektor industri manufaktur, penyerapan tenaga kerja juga ikut menurun dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Plt. Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Farah Ratnadewi Indriani pun menerangkan bahwa investasi ke sektor jasa meningkat pada 2017 hingga 2019 karena pemerintah terus mengebut pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, pelabuhan, dan bandara.

Hal ini juga tampak dari realisasi investasi di sektor tersier yang berdasarkan catatan BKPM Rp1.589,5 triliun sejak 2014 hingga September 2019. "Jadi memang investasi ada yang mengarah situ dan sekarang sektor tersebut menggeliat," ujar Farah, Kamis (31/10/2019).

Meski demikian, Farah enggan berbicara terlalu banyak mengenai penurunan investasi di sektor industri manufaktur. Farah meminta kepada Bisnis.com untuk menanyakan permasalahan tersebut kepada Kementerian Perindustrian.

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa kontraksi investasi di sektor manufaktur merupakan PR bagi pemerintah dan akan segera dia selesaikan bersama stakeholder terkait ke depan.

"Kasih kami waktu 1 bulan, kami akan konsolidasikan ke dalam dan akan kami lihat peta potensinya dimana dan akan kita ajak investor untuk masuk ke sektor industri manufaktur," ujar Bahlil, Kamis (31/10/2019).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhamad Wildan
Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper