Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Transportasi Mulai Pulih, Blue Bird Optimistis Rebound usai Pandemi

Blue Bird (BIRD) optimistis kinerja perusahaan bisa kembali rebound sejalan dengan pemulihan sektor transportasi
Pengemudi mengoperasikan taksi listrik Bluebird di sela-sela peluncurannya di Jakarta, Senin (22/4/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Pengemudi mengoperasikan taksi listrik Bluebird di sela-sela peluncurannya di Jakarta, Senin (22/4/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Blue Bird Tbk. (BIRD) optimistis kinerja perusahaan bisa berbalik positif dari kondisi pandemi Covid-19, sejalan dengan prospek pemulihan transportasi darat dan daring.

Presiden Direktur Blue Bird Tbk (BIRD) Noni Purnomo mengatakan secara pasar industri transportasi memang terkontraksi cukup signifikan minus hingga 30 persen dari sisi kontribusi lapangan usaha terhadap produk domestik bruto (PDB).

"Kami percaya akan ada rebound transportasi darat terutama dari ride hailing dan taksi, bukan dari bus dan kereta api. Saat ini rata-rata per hari sudah meningkat, pengemudi semakin banyak beroperasi, ini jadi kontribusi pendapatan masyarakat," jelasnya, Selasa (11/8/2020).

Dia juga memproyeksikan pertumbuhan pendapatan pada 2020 terkoreksi cukup jauh hingga 33,1 persen dan baru memantul positif pada 2021 tumbuh hingga 35,5 persen. Sementara pada 2020 pertumbuhan akan mencapai 20,7 persen dan 2023 tumbuh hingga 15,4 persen.

Adapun proyeksi nilai pasar hanya mencapai US$5,2 miliar dan akan memantul cukup tinggi pada 2021 menjadi US$7,1 juta. Proyeksinya, nilai pasar transportasi baru pulih ke tren positifnya pada 2022 sebesar US$8,6 miliar dengan melebihi nilai pada 2019 yang mencapai US$7,8 miliar.

Dia menekankan agar pelaku industri tidak lelahnya melakukan inovasi meski terkena hantaman besar. Perusahaan taksi kelolaannya sudah terbiasa menghadapi "badai", mulai dari pool kebanjiran di awal tahun, disrupsi teknologi, kedatangan transportasi online, dan kini pandemi Covid-19.

Dia menyebut sejumlah langkah antisipasi pemerintah terkait Covid-19 terhadap sektor transportasi pun belum terwujud. Setidaknya, dari sejumlah permintaan baru relaksasi pajak, relaksasi kredit, dan relaksasi pajak kendaraan bermotor yang sudah ada respon walau lambat.

Terutama pada relaksasi pajak kendaraan bermotor berbeda-beda responnya setiap pemerintah daerah, ada yang merelaksasi 100 persen, 40 persen bahkan ada yang tidak merelaksasi sama sekali.

Adapun relaksasi terhadap PNBP perizinan, pembayaran premi BPJS, serta BLT untuk pengemudi dan tenaga kerja pendukung masih belum ada realisasinya. Khusus bantuan bagi pengemudi memang sudah ada tapi sifatnya sporadis dari sejumlah lembaga dan tidak menyeluruh.

"Kami percaya akan ada slow rebound. Pelaku usaha harus menghadapi krisis saat ini, dan mempersiapkan masa depan baru. Tantangan terbesarnya, bagaimana kami mengatur krisis saat ini sekaligus menyiapkan masa depan," urainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper