Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menko Airlangga: Nilai Insentif PPnBM dan Uang Muka 0 Persen Tembus Rp350 Triliun

Pemerintah yakin stimulus diberikan untuk mendorong konsumsi dan peningkatan utilitas industri otomotif.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto - Youtube Sekretariat Presiden
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto - Youtube Sekretariat Presiden

Bisnis.com, JAKARTA - Insentif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) resmi berlaku hari ini, Senin (1/3/2021).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa stimulus diberikan untuk mendorong konsumsi dan peningkatan utilitas industri otomotif.

Insentif diberikan karena sektor tersebut tahun lalu turun tajam hampir 50 persen. Industri mesin beserta perlengkapannya dari 80,5 persen jadi 40 persen dan kendaraan bermotor dari 80,8 persen jadi 40 persen.

“Tahun 2020 terjadi penurunan penjualan. Motor turun sebesar 43,57 persen, mobil turun 48,35 persen, dan suku cadang minus 23 persen,” katanya melalui konferensi pers.

Airlangga menjelaskan bahwa berdasarkan data tersebut diperlukan pemberian stimulus bagi kendaraan bermotor berupa PPnBM. Padahal, industri manufaktur berkontribusi 19,88 persen terhadap produk domestik bruto.

Secara khusus, pangsa industri alat angkutan menyumbang 1,35 persen. Akan tetapi pertumbuhannya terkontraksi paling dalam, yaitu 19,86 persen.

Relaksasi PPnBM berlandaskan pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 20/PMK.010/2021 tentang PPnBM Atas Penyerahan BKP Kendaraan Bermotor Tertentu yang Ditanggung Pemerintah.

Insentif berikan untuk kategori kendaraan sedan tipe kapasitas silinder maksimal 1.500 cc. Lalu 4x2 tipe dengan kapasitas silinder maksimal 1.500 cc.

Pertimbangannya adalah untuk bagian tersebut karena mengandung tingkat komponen dalam negeri (TKDN) lebih dari 70 persen. Selain itu pembelinya adalah masyarakat kelas menengah ke bawah dan tingkat pasarnya tinggi.

Besaran PPnBM adalah penurunan 100 persen dari tarif untuk tiga bulan pertama yang terhitung dari Maret. Tiga bulan kedua turun jadi 50 persen dan triwulan selanjutnya 25 persen.

Pembelian ini, terang Airlangga, mendapatkan kredit dari Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Selain itu juga sudah diatur uang muka 0 persen dan aktiva tertimbang menurut risiko diberikan fasilitas.

“Sebagai tambahan sektor otomotif ini pembiayaan oleh lembaga pembiayaan 70 persen dan sisanya oleh perbankan. Ini terdiri dari totalnya hampir Rp350 triliun,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper