Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Defisit Fiskal RI di Bawah AS, Tapi Ekonomi Paman Sam Bakal Sembuh Duluan

Defisit fiskal AS 13,7 persen dari PDB pada tahun ini, sementara itu Indonesia dipatok sebesar 5,7 persen terhadap PDB. Namun, ekonomi AS diyakini tumbuh lebih tinggi dari Indonesia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani melantik 11 pimpinan tinggi pratama di lingkungan Kementerian Keuangan, Senin (24/8/2020). Menteri Keuangan hadir secara virtual dalam pelantikan ini/Kemenkeu
Menteri Keuangan Sri Mulyani melantik 11 pimpinan tinggi pratama di lingkungan Kementerian Keuangan, Senin (24/8/2020). Menteri Keuangan hadir secara virtual dalam pelantikan ini/Kemenkeu

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani membandingkan defisit fiskal yang dialami Indonesia dan Amerika Serikat.

Menurutnya, defisit fiskal Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan Amerika Serikat (AS). Defisit ini muncul akibat stimulus ekonomi jumbo dari pemerintahan Joe Biden sebesar US$1,9 triliun.

"Defisit AS 13,7 persen dari PDB, 2020 AS melakukan countercylical 15,6 persen dari PDB," ungkap Sri Mulyani, Selasa (23/3/2021).

Sementara itu, defisit fiskal Indonesia hanya mencapai 6 persen pada tahun lalu dan dipatok 5,7 persen pada tahun ini.

"Jadi dalam hal ini, kita akan lebih rendah."

Meskipun defisit, ekonomi AS mampu pulih lebih cepat dibandingkan Indonesia. "Dengan adanya pemerintahan baru, stimulus dan vaksinasi, sekarang AS akan meloncat tinggi," ujar Sri Mulyani.

Indikatornya a.l. penjualan ritel 7,4 persen, indeks manufaktur (PMI) yang selalu berada di atas zona 50 mulai Juli 2020 serta vaksinasi yang cepat.

Fed memproyeksikan bahwa ekonomi AS akan tumbuh 6,5 persen pada tahun 2021. Pertumbuhan ini akan menjadi laju tercepat sejak 1983. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi RI pada tahun ini diperkirakan sebesar 4,5 persen hingga 5,3 persen. 

Sri Mulyani mengungkapkan ekonomi RI pada kuartal I / 2021 akan mendekati minus 0,1 persen dari kisaran minus 1 persen hingga positif 0,1 persen. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper