Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

APBN 2022 Dipakai untuk Penguatan Pemulihan, Belanja Masih Kencang

Belanja negara tumbuh 14,69 persen (Rp2.631,8 triliun) sampai 15,29 persen (Rp2.775,3 triliun) dari PDB. Nilai tersebut naik dibandingkan dengan tahun ini.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberi paparan dalam konferensi pers APBN Kita di Jakarta, Selasa (19/3/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberi paparan dalam konferensi pers APBN Kita di Jakarta, Selasa (19/3/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa pendapatan negara 2022 diproyeksikan tumbuh sebesar 10,18 persen (Rp1.823,5 triliun) hingga 10,44 persen (Rp1.895,4 triliun) dari produk domestik bruto (PDB).

Sementara itu, belanjanya 14,69 persen (Rp2.631,8 triliun) sampai 15,29 persen (Rp2.775,3 triliun) dari PDB. Nilai tersebut naik dibandingkan dengan tahun ini. Pendapatan negara pada 2021 sebesar 8,98 persen dari PDB atau Rp1.743,7 triliun dan belanjanya 15,58 triliun atau Rp2.750 triliun.

“APBN [anggaran pendapatan dan belanja negara] 2022 digunakan sebagai instrumen kebijakan penguatan recovery dan melanjutkan reformasih struktural,” katanya melalui Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2021 secara virtual, Kamis (29/4/2021).

Sri Mulyani menjelaskan bahwa pokok-pokok kebijakan pendapatan negara terbagi menjadi dua bagian. Semuanya yaitu perpajakan dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

Khusus perpajakan, arah kebijakannya adalah inovasi penggalian potensi dengan tetap menjaga iklim investasi dan keberlanjutan dunia usaha. Lalu, perluasan basis dan penguatan sistem perpajakan serta pemberian insentif fiskal secara terukur.

Untuk PNBP, arah kebijakannya mengoptimalisasi pengelolaan sumber daya alam (SDA) dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan, aset agar lebih produktif, dan mendorong efisiensi kinerja juga dividen BUMN.

Kemudian peningkatan kualitas layanan pada satuan kerja, penggalian potensi dan implementasi pengawasan PNBP, serta perluasan pemanfaatan teknologi dalam sistem administrasi.

Sedangkan untuk untuk belanja negara, mendukung penguatan pemulihan dan reformasi struktural. Selanjutnya memperkuat belanja lebih baik serta penguatan kontrol yang berkualitas terhadap transfer ke daerah dan dana desa.

“Kita akan terus mendesain belanja itu menjadi komponen automatic stabilizer. Artinya, saat ekonomi menekan masyarakat, kita akan memabantu. Saat ekonomi membaik, bantuan melalui APBN menurun sehingga APBN tetap fleksibel dan bisa dijaga sustainibilitas dan kesehatannya,” jelas Sri Mulyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper