Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsumsi Semen Infrastruktur Bergerak, Utilisasi WTON Malah Anjlok

Kegiatan konstruksi infrastruktur dan proyek-proyek strategis bidang properti mulai menunjukkan pergerakan psositif pada akhir kuartal I/2021.
Batching plant PT Wijaya Karya Beton Tbk./wika-beton.co.id
Batching plant PT Wijaya Karya Beton Tbk./wika-beton.co.id

Bisnis.com, JAKARTA – PT Wijaya Karya Beton Tbk. (WTON) menyatakan realisasi produksi pada kuartal I/2021 merosot. Hal tersebut bertolak belakang dengan pertumbuhan konsumsi semen pada konstruksi infrastruktur.

Sekretaris Perusahaan WTON Yuherni Sisdwwi R. mengatakan konsumsi semen perseroan tidak berubah secara tahunan. Tak hanya itu, produksi pracetak preseroan anjlok lantaran kontrak carry over atau yang berasal dari tahun sebelumnya sangat minim pada 3 bulan pertama 2021.

"Produksi [pada kuartal I/2021] dibandingkan tahun sebelumnya itu lebih turun, kelihatan dari utilisasinya. Jadi, utilisasi [kuartal I] tahun ini 37 persen, kalau kuartal I/2020 ada di [posisi] 53 persen," katanya kepada Bisnis, Rabu (5/5/2021).

Yuherni mendata WTON memiliki kapasitas produksi sekitar 4,4 juta ton per tahun. Dengan demikian, total produksi WTON pada kuartal I/2021 hanya mencapai sekitar 407.000 ton.

Yuherni mengatakan perseroan memisahkan konsumsi semen untuk produksi beton ready mix dan beton pra cetak. Pada 3 bulan pertama 2021, produksi beton ready mix masih berjalan sama seperti tahun lalu.

Walakin, kontribusi beton ready mix tergolong kecil terhadap portofolio perseroan. Selain itu, investasi yang dikucurkan perseroan berbanding terbalik dengan lini produksi beton pracetak.

"[Kami masih pasok beton ready mix] untuk [proyek] kereta cepat, Jalan Tol Pekanbaru-Padang, dan infrastruktur lain. Jadi, konsumsi semen relatif sama, tapi kalau untuk [beton] pracetak terjadi penurunan," ujarnya.

Menurutnya, tingginya utilisasi perseroan pada kuartal I/2020 disebabkan oleh nilai kontrak baru pada 2019. Seperti diketahui, WTON mendapatkan nilai kontrak baru pada 2019 sekitar Rp5,2 triliun.

Yuherni mencatat nilai kontrak baru pada 2020 hanya mencapai 50 persen dari target perseroan atau senilai Rp4,8 triiliun. Adapun, WTON menargetkan nilai kontrak baru pada tahun lalu mencapai Rp8,2 triliun.

Dengan kata lain, nilai kontrak baru WTON pada 2020 terkontraksi sekitar 7,69 persen secara tahunan. Walaupun realisasi kuartal I/2021 WTON merosot, Yuherni optimistis setidaknya produksi semester I/2021 akan sama dengan semester I/2020.

"Kalau semester I/2021 ya perkiraan masih sama dengan [semester I] tahun lalu. Masih plus-minus, tidak banyak berubah," ucapnya.

Sebelumnya, Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menyatakan kegiatan konstruksi infrastruktur dan proyek-proyek strategis bidang properti mulai berjalan pada akhir kuartal I/2021.

Hal tersebut ditunjukkan dari bergeraknya konsumsi semen di hampir seluruh wilayah. Per Maret 2021, konsumsi semen hanya turun di Bali dan Nusa Tenggara sebesar 2,1 persen secara tahunan (yoy) menjadi sekitar 289.000 ton.

"Dari hasil monitoring data, kelihatannya kegiatan infrastruktur dan proyek-proyek strategis sektor properti sudah bergerak kembali. Sudah cukup banyak provinsi di Indonesia yang menunjukkan nilai konsumsi positif," kata Ketua Umum ASI Widodo Santoso kepada Bisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper