Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Yuan Digital Gagal Menarik Antusias Warga China, Kenapa Ya?

Kendati yuan digital menuai tanggapan yang serius dari berbagai pihak di luar China, warga lokal sendiri tampak tidak menunjukkan minatnya terhadap e-CNY tersebut. Alasannya, mereka khawatir yuan digital memberi otoritas akses mudah ke data real-time tentang keuangan mereka.
Yuan digital atau e-CNY yang tengah diujicobakan penggunaannya secara domestik di Shenzen, China/Bloomberg
Yuan digital atau e-CNY yang tengah diujicobakan penggunaannya secara domestik di Shenzen, China/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Ketika China semakin dekat untuk meluncurkan mata uang digital berdaulat pertama di dunia, yuan digital, spekulasi mengenai implikasi global telah mencapai puncaknya.

Sejarawan Niall Ferguson menyebut yuan digital sebagai tantangan yang berpotensi fatal bagi beberapa dekade hegemoni keuangan Amerika. Sementara itu, Michael Hasenstab dari Franklin Templeton mengatakan hal itu dapat merusak peran dolar sebagai mata uang cadangan dunia.

Alhasil, Presiden AS Joe Biden tengah mempelajari potensi ancaman terhadap kepentingan AS. Namun, ketika berbicaralah dengan orang-orang yang benar-benar menggunakan yuan digital di China, tanggapan tidak peduli muncul dari kalangan masyarakat setempat.

Di Shenzhen, kota metropolitan berteknologi tinggi yang baru saja memperpanjang uji coba yuan digital terbesar di Tiongkok, peserta yang diwawancarai oleh Bloomberg menunjukkan sedikit minat untuk beralih dari sistem pembayaran seluler yang dijalankan oleh Ant Group Co. dan Tencent Holdings Ltd.

Seperti diketahui, kedua aplikasi ini telah menggantikan uang tunai di China dan sebagian besar negara. Beberapa pihak menolak dengan alasan adanya kemungkinan yuan digital memberi otoritas akses yang lebih mudah ke data real-time tentang kehidupan keuangan mereka.

“Saya sama sekali tidak bersemangat,” kata Patricia Chen, 36 tahun yang bekerja di industri telekomunikasi dan merupakan salah satu dari lebih dari 500.000 orang di Shenzhen yang memenuhi syarat untuk ambil bagian dalam uji coba.

Meskipun tidak satu pun dari tujuh warga yang diwawancarai Bloomberg menyatakan wawasan tentang peran digital yuan di masa depan di pasar valuta asing global, tanggapan hangat mereka menggarisbawahi tantangan yang dihadapi pemerintah Presiden Xi Jinping karena meletakkan dasar untuk adopsi di dalam dan luar negeri.

Bahkan jika pihak berwenang pada akhirnya meyakinkan - atau memaksa - warga untuk menggunakan yuan digital, mereka melihat hal tersebut masih belum jelas.

Apakah China dapat melakukan hal yang sama dengan konsumen internasional. Isu lainnya terkait dengan pebisnis yang sudah waspada terhadap kontrol modal China, sistem hukum yang didominasi Partai Komunis, dan aparat pengawasan negara.

Itu hanya beberapa dari kekhawatiran yang telah membatasi yuan yang saat ini memiliki bagian pembayaran global sekitar 3 persen. Angka ini masih jauh di bawah tingkat yang sepadan dengan kontribusi China terhadap perdagangan dunia dan output ekonomi.

"Versi digital mata uang tidak mungkin meningkatkan pangsa lebih dari 1 poin persentase," kata Zennon Kapron, Direktur Pelaksana di perusahaan konsultan Kapronasia yang berbasis di Singapura.

Menurutnya, dampak global akan sangat kecil kecuali ada perubahan struktural pada ekonomi dan sistem keuangan China.

Banyak pengamat China mencurigai Xi memiliki harapan tinggi untuk penggunaan internasional yuan digital saat ia mencoba mengurangi ketergantungan negaranya pada sistem keuangan global yang dipimpin AS.

Tapi sejauh ini, hal tersebut tidak terjadi. Deputi Gubernur People's Bank of China Li Bo mengatakan bulan lalu bahwa yuan digital, juga dikenal sebagai e-CNY, ditujukan untuk penggunaan domestik dan tidak dimaksudkan untuk menggantikan dolar.

Proyek yuan digital ini dimulai pada tahun 2014 oleh kepala PBOC saat itu Zhou Xiaochuan. Zhou berambisi untuk menciptakan mata uang cadangan internasional baru sebagai pengganti dolar.

Zhou melihat e-CNY sebagai salah satu cara untuk menangkis potensi ancaman dari mata uang digital seperti Bitcoin atau Diem Facebook (sebelumnya disebut Libra). Regulator Tiongkok, yang melarang pertukaran mata uang kripto pada tahun 2017, juga mengatakan yuan digital akan membantu memerangi pencucian uang dan meningkatkan inklusi keuangan.

Uji coba domestik yang dimulai di Shenzhen bulan lalu sejauh ini adalah yang paling ambisius di China hingga saat ini. Peserta yang mengunduh aplikasi dompet elektronik pemerintah di ponsel mereka dan menautkannya ke rekening bank mereka dapat mentransfer sebanyak 10.000 yuan (US$1.548) ke bentuk yuan digital atau e-CNY dengan tarif satu-untuk-satu.

Mirip dengan Ant’s Alipay dan Tencent’s WeChat Pay, transfer menggunakan yuan digital berlangsung hampir seketika melalui kode QR. Transfer juga dapat dilakukan dengan teknologi komunikasi jarak dekat jika tidak ada koneksi internet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper