Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bangun Ekosistem Motor Listrik, Gojek dan Perusahaan Luhut Rogoh Rp17 T

Investasi tersebut akan digelontorkan ke pembangunan ekosistem industri di empat lini, yakni manufaktur motor listrik, pengemasan baterai, stasiun battery swapping, dan fasilitas pembiayaan.
Penandatanganan kerja sama Gojek dan TBS. /Tangkapan layar
Penandatanganan kerja sama Gojek dan TBS. /Tangkapan layar

Bisnis.com, JAKARTA — PT Gojek Indonesia menggandeng PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) membentuk perusahaan patungan atau joint venture (JV) ekosistem motor listrik bertajuk Electrum. Komitmen awal yang ditanamkan pada perusahaan patungan ini sebesar U$10 juta (Rp142,28 miliar). TOBA adalah emiten energi yang sahamnya juga dimiliki Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan

Wakil Direktur Utama TBS Pandu Sjahrir mengatakan dalam lima tahun ke depan komitmen investasi itu akan meningkat menjadi lebih dari US$1 miliar (Rp16 triliun–Rp17 triliun).

"Komitmen awal kami menanamkan US$10 juta dollar, tetapi dalam 5 tahun ke depan kami akan investas lebih dari US$1 miliar untuk industri ini. Tentu akan diikuti [kolaborasi dengan] teman-teman lain," katanya dalam acara penandatangan kerja sama, Kamis (18/11/2021).

Adapun investasi tersebut akan digelontorkan ke pembangunan ekosistem industri di empat lini, yakni manufaktur motor listrik, pengemasan baterai, stasiun battery swapping, dan fasilitas pembiayaan.

CEO Gojek Kevin Aluwi mengatakan pembangunan ekosistem yang terintegrasi bertujuan untuk menciptakan rantai nilai yang lengkap sekaligus memaksimalkan dampak lingkungan.

Sebelumnya, Gojek telah mengumumkan uji coba komersial pemanfaatan motor listrik yang menerapkan skema baterai swap. Pada tahap ini, Gojek akan menggunakan 500 unit motor listrik di Jakarta Selatan, yang akan ditingkatkan skalanya menjadi 5.000 unit dengan jarak tempuh 1 juta kilometer di dalam platform Gojek.

Data hasil uji coba ini juga akan dimanfaatkan untuk mencari kombinasi teknologi yang tepat untuk kendaraan listrik yang dapat memenuhi kebutuhan mitra driver dan pengguna Gojek, serta pasar Indonesia secara luas.

Kevin mengatakan pihaknya menargetkan penggunaan 100 persen kendaraan listrik pada 2030 di seluruh ekosistem bisnis perseroan. Kevin menegaskan bahwa visi keberlanjutan ini bukan merupakan program corporate social responsibility (CSR), tetapi menjadi bagian tak terpisahkan dari bisnis.

Dengan penggunaan yang masif pada kitra pengendara Gojek, dia berharap kepercayaan masyarakat pada kendaraan listrik khususnya roda dua akan meningkat. Hal itu juga mendukung popularisasi kendaraan listrik di masyarakat Indonesia.

"Ini merupakan usaha kami mencapai target sustainability, zero emission, di mana kami sadar bahwa pertumbuhan bisnis Gojek harus berpegang pada sustainability," kata Kevin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper