Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pabrik Daur Ulang Plastik, Inocycle (INOV) Ekspansi Pabrik Tahun Ini

PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV) tengah membangun pabrik RePSF di Medan, mulai berproduksi secara komersial pada Kuartal I/2023.
Entitas usaha PT Inocycle Technology Group Tbk., PT Plasticspay Teknologi Daurulang, meluncurkan program pengelolaan sampah botol plastik yang ditujukan untuk komunitas dan masyarakat.
Entitas usaha PT Inocycle Technology Group Tbk., PT Plasticspay Teknologi Daurulang, meluncurkan program pengelolaan sampah botol plastik yang ditujukan untuk komunitas dan masyarakat.

Bisnis.com, JAKARTA - PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV), tengah mempersiapkan penambahan pabrik baru yang akan meningkatkan kapasitas produksi sebesar 23 persen dari total kapasitas produksi saat ini yang sebesar 40.000 ton per tahun.

Emiten yang bergerak di bidang daur ulang sampah botol plastik (PET) menjadi Recycled Polyester Staple Fiber (RePSF) ini, tengah mempersiapkan pabrik RePSF di Medan yang diharapkan bisa mulai berproduksi secara komersial pada Kuartal I/2023.

Perusahaan memperkirakan tren penggunaan produk daur ulang yang diperkirakan akan meningkat pasca pandemi Covid-19. Pada masa pandemi, kekhawatiran akan penularan Covid-19 sempat mengganggu rantai pasokan dan membuat sebagian orang menghentikan penggunaan bahan daur ulang.

INOV mengungkapkan belakangan juga masyarakat semakin sadar akan pentingnya penggunaan produk daur ulang. Sehingga penjualan pada tahun ini diperkirakan akan meningkat dari penjualan tahun lalu.

“Kami melihat penjualan akan terus bertumbuh,” kata Direktur INOV Victor Choi dikutip dari keterangan resminya pada Kamis (26/1/2023).

Selain pabrik baru di Medan, INOV juga berencana akan membangun pabrik recycling center dan washing facilities di kota-kota kecil dan menengah di Indonesia. Produk-produk INOV sendiri sudah digunakan sebagai core material bagi berbagai industri manufaktur.

Di sisi lain, perusahaan menjelaskan tantangan pada tahun ini juga cukup berat. “Beban-beban biaya yang kemungkinan akan meningkat akibat tingginya harga barang-barang komoditas, terutama harga energy akibat perang Rusia-Ukraina yang tak kunjung usai. Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS juga menjadi perhatian serius kita tahun ini, karena berpotensi menggerus pendapatan perseroan,” tambah Victor.

Hingga kuartal III/2022, perusahaan telah membukukan penjualan sebesar Rp533,99 miliar, tumbuh 15 persen dari Rp464,64 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan penjualan didorong kenaikan permintaan RePSF yang secara konsisten terus naik.

Produk RePSF masih menjadi growth catalyst hingga kuartal III/2022,  dengan membukukan penjualan sebesar Rp378,13 miliar, meningkat sebesar 18 persen yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Widya Islamiati
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper