Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Dunia Melonjak Seiring Kebangkitan Ekonomi China

Harga minyak dunia melonjak seiring kebangkitan ekonomi China pasca berakhirnya kebijakan Zero Covid di negara tersebut.
Tempat penyimpanan minyak di Pelabuhan Richmond in Richmond, California/ Bloomberg - David Paul Morris
Tempat penyimpanan minyak di Pelabuhan Richmond in Richmond, California/ Bloomberg - David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak dunia kembali melonjak seiring dengan bangkitnya ekonomi China, yang sebelumnya terpuruk akibat kebijakan Zero Covid, bakal mengerek permintaan.

Para pedagang mencari petunjuk baru tentang prospek karena pasar keuangan China telah dibuka kembali setelah liburan Tahun Baru Imlek selama seminggu.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik di atas US$80 per barel, setelah merosot 2 persen pada minggu lalu karena kekhawatiran perlambatan ekonomi Amerika Serikat (AS).

Dikutip dari Bloomberg pada Senin (30/1/2023), pembukaan kembali ekonomi China telah memacu mobilitas, dengan pariwisata domestik hampir 90 persen dari tingkat pra-pandemi.

Kondisi tersebut membantu permintaan energi di importir minyak utama dunia.

Meski demikian, pedagang minyak mentah juga mewaspadai dampak dari larangan Uni Eropa yang akan datang atas impor produk minyak Rusia melalui laut.

Langkah-langkah tersebut akan dimulai dalam waktu sekitar satu minggu, bersama dengan batasan harga yang mirip dengan mekanisme yang diberlakukan pada minyak mentah negara tersebut di tengah perang Rusia vs Ukraina yang berlangsung hampir setahun.

Harga minyak sedikit berubah sepanjang tahun ini setelah naik bergelombang yang melihat harga didukung oleh prospek permintaan di China, tetapi tertahan oleh kekhawatiran tentang potensi resesi AS.

Sementara Federal Reserve (The Fed) diperkirakan akan memberikan kenaikan suku bunga lagi minggu ini, beberapa investor percaya bahwa bank sentral sekarang mendekati akhir dari siklus pengetatannya, yang telah merugikan dolar.

"Pembukaan kembali China hampir tidak dihargai ke pasar minyak," analis RBC Capital Markets LLC termasuk Michael Tran mengatakan dalam sebuah laporan dikutip Bloomberg, Senin (30/1/2023).

Dia memperkirakan WTI mungkin rata-rata US$92 per barel tahun ini.

"Kami tidak akan terkejut sedikit pun jika posisi terendah tahun ini berakhir menjadi US$72 per barel yang kami lihat tiga minggu lalu," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper