Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TPK Koja Segera Buka Tender Peremajaan Peralatan

Tujuan investasi baru untuk memperbarui peralatan dengan yang lebih modern, lebih efisien dari sisi energi, dan memiliki kapasitas yang lebih besar.
Foto aerial pelabuhan peti kemas Koja di Jakarta. Terminal Peti Kemas Koja berinvestasi senilai Rp803 miliar guna mengejar target arus petikemas. Bisnis/Himawan L Nugraha
Foto aerial pelabuhan peti kemas Koja di Jakarta. Terminal Peti Kemas Koja berinvestasi senilai Rp803 miliar guna mengejar target arus petikemas. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Unit usaha PT Pelabuhan Indonesia (Persero), Terminal Peti Kemas Koja berinvestasi senilai Rp803 miliar guna mengejar target arus petikemas.

General Manager TPK Koja Indra Hidayat Sani mengatakan bahwa dengan nilai investasi tersebut banyak digunakan untuk membeli sejumlah peralatan baru dan memperdalam kolam di dermaga Koja agar kapal-kapal besar bisa bersandar di sana.

"Tender peralatan baru ini akan dilakukan pada awal tahun 2023. Investasinya sekitar Rp803 miliar,” ujarnya, Senin (13/3/2023).

Secara keseluruhan, sebutnya, investasi baru ini akan menambah kapasitas Koja sebesar 25 persen.

Unit usaha Pelindo ini menargetkan arus barang (throughput) sebesar 986.039 TEUs hingga 2025.

Juru bicara TPK Koja Safuan menambahkan, tujuan investasi baru ini adalah untuk memperbarui peralatan dengan yang lebih modern, lebih efisien dari sisi energi, dan memiliki kapasitas yang lebih besar. Peralatan baru tersebut akan ditenagai dengan listrik, tidak lagi berbahan bakar fosil.

Selain itu, sebagian crane milik Koja sudah berumur lama dan memiliki kapasitas yang terbatas. Tiga QCC (Quay Container Crane) jenis Panamax yang dimiliki Koja, misalnya, memang sudah tidak memadai lagi karena tidak bisa menurunkan atau menaikkan kontainer ke kapal-kapal besar yang memiliki stack (tumpukan) peti kemas tinggi.

Dua dari tiga QCC Panamax akan diganti dengan jenis terbaru New Super Post Panamax. Koja akan membeli satu lagi New Super Post Panamax, sehingga Koja pada 2024 nanti memiliki total delapan QCC. Crane baru ini juga memiliki kapasitas yang lebih besar, yakni 189.098 TEUs per tahun, sementara kapasitas Panamax hanya 132.068 TEUs. Utilisasi crane baru ini juga bisa ditingkatkan sampai 90 persen, sedangkan Panamax hanya 65 persen.

Dengan tambahan tiga QCC baru tersebut, kapasitas Koja akan mencapai 1.293.671 TEUs atau 862.448 peti kemas berukuran 20 kaki per tahun. Sebelumnya, kapasitas terminal yang memiliki panjang dermaga 650 meter adalah 1.293.671 TEUs atau 660.343 peti kemas. Tiga unit QCC itu diharapkan bisa tiba di Koja pada Semester II/2024. 

Selain QCC, Koja juga akan mendatangkan empat unit e-RTG (Rubber-Tyred Gantry) listrik, serta enam unit Head Truck (Chassis) dan satu unit Reach Stacker. Derek yang dipakai di Container Yard ini akan tiba lebih cepat, yakni pada Triwulan II /2024. Dengan tambahan ini, Koja akan memiliki 29 RTG, 26 di antaranya siap operasional, sehingga kapasitas lapangan penumpukan kontainer akan menjadi 845.001 boks atau 1,267 juta TEUs.

Koja juga akan membeli enam unit Head Truck (chassis) dan satu unit Reach Stacker baru. Dengan 54 Head Truck  dan tiga Reach Stacker, kapasitas pemindahan kontainer dari pelabuhan ke lapangan penumpukan dan sebaliknya naik 14,22 persen menjadi 1.301.419 TEUs.

Di sisi laut, Koja akan memperkuat dermaga dan memperdalam kolam dermaga menjadi minus 16 meter, dari sebelumnya minus 14 meter. Pendalaman kolam ini dilakukan agar Koja bisa menampung kapal dengan ukuran yang lebih besar. Sampai saat ini, kapal terbesar yang pernah dilayani Koja adalah MV Navious Verde. Kapal dengan berat 40 ribu GT, panjang LOA (Length Over All) 260 meter, dan lebar 32 meter ini mengangkut kontainer sebanyak 4.253 TEUs.

TPK Koja dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2022 menetapkan target arus barang (throughput) sebesar 955.342 TEUs. Tahun lalu, arus barang di Koja mencapai 930.087 TEUs, lebih tinggi dibandingkan tahun 2020 sebesar 851.041 TEUs.

Arus barang di Koja pada 2020 turun 6,92 persen dari tahun sebelumnya akibat Pandemi Covid-19. Pada 2021, perekonomian dunia dan Indonesia mulai pulih dan kinerja arus barang kembali naik. Tapi, perlambatan ekonomi global kembali mengancam kinerja arus barang di Indonesia.

Kendati demikian, manajemen TPK Koja selama 2023-2025 tetap menargetkan peningkatan kinerja arus barang seiring dengan tuntasnya program pengadaan peralatan baru. 

Dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) 2023, Koja menargetkan throughput sebesar 921.050 TEUs. Dengan hadirnya peralatan baru pada 2024, Koja merencanakan kinerja arus barang sebesar 972.841 TEUs. Pada 2025, throughput Koja direncanakan bakal mencapai 986.039 TEUs.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper