Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini 9 Alasan Pemerintah Pindahkan Ibu Kota ke Kalimantan Timur

Setidaknya ada 9 faktor utama yang menjadi pertimbangan pemerintah untuk pindah dari DKI Jakarta ke Kaltim.
Titik Nol IKN - Humas Setkab/Oji.
Titik Nol IKN - Humas Setkab/Oji.

Bisnis.com, JAKARTA- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkap sejumlah alasan mengapa pemerintah memilih Sepaku, Kab. Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur sebagai lokasi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. 

Dikutip dari akun resmi Instagram Kementerian PUPR, Minggu (19/3/2023) setidaknya ada 9 faktor utama yang menjadi pertimbangan pemerintah untuk pindah dari DKI Jakarta ke Kaltim.

Adapun, alasan pertama yakni aksesibilitas lokasi yang tinggi dan dekat dengan 2 kota besar seperti Balikpapan dan Samarinda. Kedua, struktur kependudukan heterogen dan terbuka sehingga potensi konflik dinilai rendah. 

Ketiga, pertahanan dapat didukung oleh Tri Matra Darat, Laut, dan Udara. Lalu, kemampuan lahan sedang atau tidak lembek dan keras sehingga mumpuni untuk konstruksi bangunan. 

Kalimantan Timur juga dinilai menjadi lokasi yang aman dan minim ancaman bencana. Terlebih, wilayah tersebut masih memiliki lahan yang luas dan berstatus hutan produksi (HP) serta perkebunan. 

Alasan ketujuh yaitu kehadiran infrastruktur utama seperti jalan tol Balikpapan-Samarinda dan Trans-Kalimantan, Bandara di Balikpapan dan Samarinda, Pelabuhan Terminal Peti Kemas Kariangau, Balikpapan dan Pelabuhan Semayang, Samarinda. 

Dari segi ketersediaan air, lokasi IKN Nusantara disebut memiliki sumber air baku dari 3 waduk eksisting, 2 waduk yang tengah direncanakan, 4 sungai, dan 4 daerah aliran sungai. Terakhir, pemerintah melihat kawasan tersebut berada di jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia II (Selat Makassar). 

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun telah membeberkan alasannya untuk memindahkan IKN ke Kaltim yakni untuk pemerataan dan keadilan ekonomi, sehingga menjadikan Indonesia tak lagi Jawa Sentris, melainkan Indonesia Sentris.

Menurut Jokowi, 58 persen perputaran ekonomi ada di pulau Jawa khususnya Jakarta, padahal Indonesia memiliki 17.000 pulau. 

“Juga ada banyak alasan, karena ada banyak lahan dan yang paling penting pemindahan (IKN)) ini untuk pemerataan, untuk keadilan, karena kita memiliki 17.000 pulau yang 56 persennya ada di Jawa. Ada 156 juta populasinya Indonesia ada di pulau Jawa," kata Jokowi pada Maret 2022 lalu. 

Selain itu, Jokowi kembali mengutarakan jika pemindahan ibu kota negara sudah direncakan oleh beberapa presiden seperti Soekarno, Soeharto, hingga Susilo Bambang Yudhoyono. 

“Ini proses yang panjang, sudah diputuskan oleh Bung Karno kira-kira pada tahun 1957, tapi karena pergolakan mundur, mundur akhirnya tidak jadi. Saat Presiden Soeharto juga sama ingin memindahkan ibu kota ke Jawa Barat tapi tidak jadi karena ada peristiwa 1998. Presiden SBY juga melakukan kajian-kajian untuk memindahkan ibu kota karena banyak juga alasan,” ungkapnya.

Adapun, menurutnya, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur merupakan titik tengah jika diambil dari barat, timur, utara, dan selatan. Berdasarkan perhitungan geospasial yang dilakukan Kementerian PU kala itu, terpilihlah titik istana di tempat tertinggi dari permukaan laut sekitar 80 meter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper