Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Panen Raya di Sulsel, Jokowi: Surplus Beras Bisa Dibawa ke Daerah Lain

Presiden Jokowi berharap kelebihan produksi beras di Sulawesi Selatan (Sulsel) bisa didistribusikan ke daerah lain.
Sejumlah buruh tani merontokkan padi dengan mesin saat panen di Desa Binangga, Sigi, Sulawesi Tengah, Minggu (12/3/2023). Memasuki musim panen raya padi hingga Mei mendatang, Badan Pangan Nasional menugaskan Bulog untuk menyerap sebanyak 2,19 juta ton beras lokal dengan target pemenuhan sebesar 70 persen baik dengan skema cadangan beras pemerintah (CBP), fleksibilitas, maupun skema komersial. ANTARA FOTO/Basri Marzuki/rwa.
Sejumlah buruh tani merontokkan padi dengan mesin saat panen di Desa Binangga, Sigi, Sulawesi Tengah, Minggu (12/3/2023). Memasuki musim panen raya padi hingga Mei mendatang, Badan Pangan Nasional menugaskan Bulog untuk menyerap sebanyak 2,19 juta ton beras lokal dengan target pemenuhan sebesar 70 persen baik dengan skema cadangan beras pemerintah (CBP), fleksibilitas, maupun skema komersial. ANTARA FOTO/Basri Marzuki/rwa.

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap kelebihan produksi beras di Sulawesi Selatan (Sulsel) bisa didistribusikan ke daerah lain.

Hal itu disampaikan Jokowi saat meninjau panen raya di Desa Baji Pamai, Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Kamis (30/03/2023)

"Kita berharap nanti hasil yang surplus itu bisa dibawa ke provinsi lain yang membutuhkan," ujar Jokowi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (30/3/2023).

Kabupaten Maros adalah wilayah subur, yang selama ini mampu menjadi lumbung pangan di Provinsi Sulawesi Selatan.

Presiden berharap capaian tersebut mampu ditingkatkan untuk menguatkan cadangan beras nasional.

"Sekarang ini kita lihat Maros sudah mulai juga panen raya dengan rata-rata produktivitas mencapai 5,5 (gabah panen) ton per hektare," katanya.

Lebih lanjut, Jokowi menyampaikan, meskipun sempat terkena banjir, produktivitas pertanian di Maros menggunakan bibit padi hibrida Inpari 32 masih cukup tinggi.

“Ini kenapa 5,5 ton per hektare karena kena banjir dua kali, terendam dua kali, sehingga agak menurunkan produksinya, tetapi 5,5 [ton] juga sudah hasil yang baik,” ucapnya.

Pemerintah, lanjut Presiden, juga akan terus berupaya mencegah terjadinya banjir yang akan berdampak pada produktivitas pertanian.

“Mengendalikan cuaca bukan mudah. Tetapi yang paling penting panen raya di Sulawesi Selatan ini betul-betul nanti bisa mendatangkan surplus yang banyak sehingga bisa dibawa ke provinsi yang lain,” ujarnya.

Dengan semakin banyaknya suplai beras pada masa panen raya ini, Kepala Negara pun mengharapkan agar inflasi yang dipicu kenaikan harga bahan pangan dapat ditekan.

“Mulai panen, kemudian masuk ke rice mill, keluar sebagai beras, segera masuk ke pasar. Artinya, kalau suplainya banyak, suplainya melimpah, ya itu sudah otomatis teorinya pasti harga turun. Kalau suplainya kurang, berarti otomatis harga naik,” ujarnya.

Terkait ketersediaan pupuk, Presiden menyampaikan bahwa hal tersebut tengah menjadi kendala di semua negara. Namun, Jokowi telah memerintahkan kepada Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memastikan kecukupan suplai pupuk bagi para petani.

“[Masalah] Pupuk di semua negara, problemnya tidak hanya di negara kita, semua negara problem karena Rusia sama Ukraina sebagai produsen pupuk terbesar baru perang. Jadi memang, baik sebagai eksportir pupuk maupun eksportir bahan baku pupuk dari sana, itu yang menjadi problem. Tapi kemarin rapat terakhir Mentan akan mencarikan solusi,” kata Jokowi.

Menurut catatan Kementerian Pertanian (Kementan) panen padi di Sulawesi Selatan pada bulan Maret 2023 ini mencapai 139.622 hektare dengan prakiraan produksi yakni 692.911 ton gabah kering giling (GKG) atau setara 399.085 ton beras.

Untuk perkiraan panen padi pada April mendatang mencapai 174.609 hektare dengan prakiraan produksi mencapai 869.113 ton GKG atau setara 500.839 ton Beras.

Adapun untuk bulan Mei perkiraannya mencapai 85.576 hektare, dengan produksi mencapai 422.188 ton GKG atau setara 243.481 ton beras.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper