Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beras Impor Belum Tiba di Indonesia, Ini Penjelasan Dirut Bulog

Bulog hingga saat ini belum merealisasikan impor beras sebesar 500.000 ton yang sebelumnya telah ditugaskan pemerintah.
Beras impor dari Vietnam sebanyak 5.000 ton tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (16/12/2022) / BISNIS-Annasa Rizki Kamalina.
Beras impor dari Vietnam sebanyak 5.000 ton tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (16/12/2022) / BISNIS-Annasa Rizki Kamalina.

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) hingga saat ini belum merealisasikan impor beras yang sebelumnya telah ditugaskan pemerintah sebesar 500.000 ton dari total 2 juta ton pada tahun ini.

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso alias Buwas, mengatakan bahwa impor beras bukan ditujukkan untuk kepentingan komersil atau dijual. Namun, beras tersebut dimaksudkan untuk cadangan beras pemerintah (CBP), misalnya dalam program bantuan sosial (bansos) atau operasi pasar saat harga beras meninggi.

Buwas menyebut, stok Bulog saat ini masih cukup untuk program tahap pertama bansos dari 3 kali penyaluran yang direncanakan yaitu Maret-Mei 2023.

“Karena sekarang di gudang Bulog ada 283.000 ton yang ada di Bulog hari ini. Kita sudah Salurkan 210.000 ton [tahap pertama Maret] untuk bansos pangan, berarti tinggal 73.000 ton,” kata Buwas kepada awak media di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (12/4/2023).

Dia mengungkapkan, Bulog akan terus mengupayakan penyerapan beras dalam negeri untuk stok CBP. Dari awal panen raya hingga saat ini, Bulog sudah menyerap sebanyak 143.000 ton. Padahal, targetnya Bulog harus menyerap sebanyak 70 persen di masa panen ini dari target penyerapan 2,4 juta ton hingga akhir tahun.

Menurut Buwas, jika penyerapan dalam negeri maksimal, program bansos akan menggunakan beras dalam negeri. Jika tidak, pihaknya akan segera mendatangkan beras impor.

“Tapi bulan besok kita harus menggelontorkan lagi 210.000 ton. Kita lihat perkembangannya kayak apa. Kalau serapannya terpenuhi, itu yang dari dalam negeri kita pakai, tapi kalau enggak dapat karena ini program harus sampai kepada masyarakat yang membutuhkan ini, ya kita gunakan yang beras impor,” ujarnya.

Buwas menjelaskan, 500.000 ton beras yang rencananya didatangkan dari luar negeri tersebut untuk menjalankan program bansos pangan atau program operasi pasar.

“Kita mempunyai target mana kala penyaluran bansos ini tidak tercukupi, sekarang kan tercukupi. Jadi kalau itu datang sebelum Lebaran atau setelah Lebaran, tidak ada masalah, karena targetnya untuk bansos. Bansosnya sudah tercukupi untuk yang sekarang, itu untuk next bila mana kepakai kalau produksinya kurang,” jelasnya.

Selain itu, eks Kabareskrim Polri itu menegaskan ke depannya beras impor tersebut jika disalurkan tidak akan melalui pihak ketiga dan bukan dalam bentuk curah, tapi kemasan.

“Jadi kita hanya operasi pasar itu Bulog tidak akan menjual beras bentuk curah, karena pengalaman kita kemarin disalahgunakan,” ucapnya.

Dalam hitungan Bulog, Buwas mengatakan, bahwa Bulog bisa menyerap beras minimal 110.000 ton sampai bulan depan.

“Mudah-mudahan dapat 300.000 ton, berarti kan tidak perlu menggunakan dana yang dari impor. Nah tapi yang impor ini mutlak, untuk apa? Untuk CBP. Jadi kita simpan di gudangnya Bulog,” ujarnya.

Lebih lanjut, Buwas memastikan bahwa beras impor tersebut tidak akan digunakan jika membuat harga beras/gabah petani anjlok.

“Tapi kalau kita datangkan bisa 500.000 ton berarti ada 400.000 yang sisa menjadi CBP, tidak untuk dijual. Supaya tidak merusak harga dari petani. Nanti untuk kepentingan bansos,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper