Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Keluarga Terkaya di Hong Kong Rugi US$8 miliar dalam Satu Tahun Terakhir

Ini merupakan penurunan tertajam di antara klan Asia lainnya pada peringkat Bloomberg untuk keluarga terkaya di dunia.
Kwok Sun Hung Kai Properties
Kwok Sun Hung Kai Properties

Bisnis.com, JAKARTA -- Kekayaan keluarga di balik kekaisaran properti terbesar Hong Kong, Klan Kwok, menyusut hampir sebesar US$8 miliar dalam 12 bulan terakhir.

Ini merupakan penurunan tertajam di antara klan Asia lainnya pada peringkat Bloomberg untuk keluarga terkaya di dunia.

Dihantam oleh krisis politik dan ekonomi terburuk yang pernah dialami Hong Kong sejak setidaknya 1997, saham Kwok Sun Hung Kai Properties Ltd. sekarang diperdagangkan dengan kurang dari setengah nilai aset bersih perusahaan.

Aksi jual ini lebih dari sekadar berita buruk bagi keluarga terkaya Hong Kong, yang akan bertahan dengan kekayaan bersih berkurang US$30 miliar; hal ini juga mencerminkan pandangan yang serius untuk kota secara keseluruhan.

Meski demikian, Klan Kwok berulang kali menyatakan kepercayaan mereka terhadap Hong Kong dan bahkan mendukung pemerintah kota untuk kebijakan kontroversial tentang undang-undang keamanan nasional baru.

Mereka juga telah mengambil langkah-langkah untuk melakukan diversifikasi, khususnya ke daratan China.

Sun Hung Kai, yang menunjuk anggota dewan pertamanya dari daratan pada Agustus 2019, sedang membangun salah satu proyek komersial terbesarnya di Shanghai dan membayar US$1,9 miliar tahun lalu untuk sebidang tanah di kota pantai Hangzhou.

Investasi baru terbesar perusahaan Hong Kong ini juga diarahkan ke China: Pada bulan November, perusahaan ini menghabiskan rekor US$5 miliar untuk tanah yang berada di atas stasiun kereta api lintas batas baru.

Asuransi Ping An Life China kemudian mengakuisisi 30% dari proyek tersebut.

"Ambisi Sun Hung Kai untuk meningkatkan hubungan dengan daratan China dapat dipahami mengingat tantangan di Hong Kong, tetapi hal ini masih jauh dari strategi yang pasti," kata Jackson Wong, direktur manajemen aset di Amber Hill Capital Ltd. di Hong Kong, seperti dikutip melalui Bloomberg, Rabu (5/8).

Pengembang kota telah lama berjuang untuk menghasilkan keuntungan yang besar di China, sebagian karena mereka tidak memiliki "guanxi," atau hubungan pribadi, yang sering menopang kesuksesan bisnis di daratan China, kata Wong.

Dalam tanggapan melalui email untuk pertanyaan dari Bloomberg News, Sun Hung Kai mengatakan tetap fokus pada Hong Kong dan memainkan peran kunci dalam mendukung peran kota sebagai pusat keuangan.

"Perusahaan akan mempertahankan fokus yang kuat pada Hong Kong di masa depan karena memiliki kepercayaan penuh pada prinsip One Country, Two Systems," kata Sun Hung Kai.

Perusahaan memiliki sekitar 80% dari asetnya di kota Hong Kong dan sisanya di daratan China.

Klan Kwok dikenal selalu menentang pandangan skeptis.

Ketika krisis keuangan Asia dan SARS menjerumuskan Hong Kong ke salah satu pasar properti terburuk sejak 1998 hingga 2003, keluarga itu berinvestasi besar-besaran untuk membangun Pusat Keuangan Internasional, kata Philip Zhong, seorang analis di Morningstar Inc.

Kompleks perkantoran dan mal di kawasan pusat bisnis kota ini sekarang menjadi salah satu properti paling ikonis di Sun Hung Kai, dengan sewa tertinggi di seluruh dunia.

Dengan aset kebanggan, uang tunai, dan lebih dari 129 juta kaki persegi tanah di Hong Kong dan daratan China, Klan Kwok dapat menghadapi kemerosotan pasar properti, kata Joseph Fan, seorang keuangan profesor di Chinese University of Hong Kong.

"Keluarga dan perusahaan itu sehat secara finansial, memungkinkan mereka dapat bertahan di musim dingin yang panjang dan dingin. Memiliki cadangan yang dalam sangat membantu," katanya.

Sementara itu, saham Sun Hung Kai bisa menjadi target yang menggoda bagi para pemburu barang murah.

Orang-orang yang dulu membelinya ketika penilaian perusahaan terakhir kali merosot serendah ini pada Agustus 1998 akan memiliki lebih dari tiga kali lipat uang mereka dalam dua tahun, data yang dikumpulkan oleh Bloomberg menunjukkan.

Namun, ada banyak alasan untuk meragukan pemulihan serupa kali ini.

Dalam jangka pendek, Hong Kong masih akan bergulat dengan penurunan ekonomi akibat protes anti-pemerintah dan virus corona yang bangkit kembali.

Kota ini terperosok pada resesi dengan rekor terdalam, tingkat kekosongan kantor berada pada kondisi terburuk dalam 15 tahun terakhir, sewa pusat perbelanjaan anjlok dan harga rumah telah tergelincir dari rekor tertinggi sepanjang masa.

Bahkan jika beberapa hambatan itu memudar, risiko jangka panjang untuk Kaln Kwoks adalah peran China yang semakin tegas di Hong Kong dapat mengikis daya tarik kota sebagai pusat keuangan dan komersial.

Di samping itu, Klan Kwok juga harus menghadapi perseteruan internal yang kompleks terkait hak waris perusahaan.

Raymond Kwok, 67 tahun, anak bungsu dari tiga bersaudara generasi kedua, telah menjadi Chairman Sun Hung Kai sejak Desember 2011.

Analis tidak berharap posisinya akan berubah dalam waktu dekat, tetapi ketidakpastian generasi penerus pemimpin perusahaan telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Adik Raymond, Walter, meninggal pada tahun 2018, menyerahkan sahamnya di Sun Hung Kai kepada dua anaknya.

Thomas, saudara ketiga, baru-baru ini kembali ke anak perusahaan setelah menjalani hukuman penjara karena hukuman korupsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper