Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bawang Hitam Sukses Bawa Efariani Tembus Pasar Mancanegara

Bawang hitam yang dilatarbelakangi soal keinginannya untuk menyembuhkan diri sendiri, justru menjadi gerbang pembuka dirinya bermitra dengan sejumlah negara
Bawang hitam Efariani
Bawang hitam Efariani

Bisnis.com, JAKARTA - Efariani, seorang ibu rumah tangga di Pekanbaru berhasil menyulap bawang hitam alias black garlic lokalan sampai akhirnya menembus pasar global.

Bukan tanpa alasan dirinya memulai untuk memproduksi bawang hitam ini. 

Bermula dari motivasi utama yang ingin menyembuhkan dirinya sendiri, justru hal itu pun menghasilkan manfaat yang lebih luas bagi orang lain yang juga mengalami keluhan serupa.

“Saya menderita penyakit imun dan memiliki kadar hemoglobin yang rendah, sehingga saya tiap harinya lemas dan pucat. Saya juga kena miom [tumor jinak]” kenangnya saat ditemui Bisnis dalam SisBerdaya, Rabu (31/5/2023). 

Lalu, datanglah seorang temannya menyarankan penggunaan bawang hitam sebagai pengobatan, saat itu Efariani tertarik. 

Sayangnya, dia tak memungkiri bahwa dirinya bergantung pada olahan tersebut dan sulit untuk mendapatkan produk bawang hitam di Pekanbaru. Oleh karena itu, berbekal harapan yang besar demi memperoleh kesembuhan, dia pun memutuskan untuk membuatnya sendiri

“Sulit ditemukan di sini [Pekanbaru] jadi coba memproduksi sendiri, gagal ulang lagi gagal ulang lagi,” ujarnya. 

Saat ini bawang hitam memang dikenal memiliki sejumlah manfaat, mulai dari menurunkan kolesterol dan tekanan darah tinggi; membantu pengobatan penyakit tumor, miom dan kanker. 

Tak hanya itu, bawang hitam juga membantu membersihkan dan menurunkan kadar gula dalam darah; anti aging dan mempercantik kulit; membantu memperbaiki sel hati dan sistem pencernaan dengan detoksifikasi 

“Membantu mengatasi asma dan sesak nafas juga bisa, menjadi topping makanan juga bisa,” sebutnya.

Kecintaannya pada Sang Anak

Saat ditanya soal penamaan ‘Rumah Bawang Kadedika’ dirinya berujar, asal usul nama tersebut dirinya ambil dari gabungan panggilan keempat anaknya. 

"Kadedika itu empat orang anak saya, Karina, Dea, Dimas, dan Dika, kami bersama-sama dengan suami membentuk tim yang solid untuk bisa bergotong royong dalam mengembangkan usaha ini,” jelas Efariani.

Dia menyebut, awalnya usaha ini hanya fokus pada produksi dan penjualan bawang hitam. Namun, seiring berjalannya waktu, mereka mengembangkan produk-produk baru yang terkait dengan bawang.

Namun, seiring berjalannya waktu, mereka mulai mengembangkan produk-produk baru yang terkait dengan bawang untuk memberikan manfaat kesehatan yang lebih luas kepada pelanggan mereka.

Kala itu, inovasi yang mereka perkenalkan adalah madu bawang, yang merupakan kombinasi antara madu alami dan bawang. Tujuan dari madu bawang ini adalah untuk memberikan manfaat kesehatan yang lebih luas, mungkin melalui kombinasi sifat-sifat baik dari kedua bahan tersebut.

Ketika pandemi datang, mereka melihat peluang untuk mengembangkan produk-produk lain, yaitu VCO (Virgin Coconut Oil) atau minyak kelapa murni.

Setelah pandemi berakhir, keluarga ini pun seakan tidak berhenti berinovasi, di mana mereka justru memproduksi minyak bawang putih yang bisa digunakan sebagai bahan tambahan dalam masakan. 

"Kami terus belajar untuk mengolahnya lalu kita pun mencari perizinan usaha dan bergabung dengan komunitas UMKM supaya kita bisa mendapat ases informasi pelatihan, bazar atau bahkan dukungan” katanya.  

Berasal dari Fermentasi Bawang Putih

Untuk bisa menghasilkan bawang hitam, Efariani pun menceritakan bagaimana prosesnya.

Dimulai dari bawnag putih biasa, nantinya bawang ini akan melalui proses fermentasi tertentu dengan suhu dan kelembaban yang dikontrol menggunakan alat khusus," ujarnya. 

Dia mengatakan, biasanya proses ini akan memakan waktu dua minggu. Selama proses fermentasi, kandungan nutrisi dalam bawang meningkat, termasuk peningkatan kandungan antioksidan,” jelas ibu dari empat anak tersebut.

Setelah proses fermentasi, nantinya bawang hitam yang sudah jadi akan memiliki rasa asam manis dan teksturnya menjadi kenyal, berbeda dengan rasa getir dan pedas dari bawang putih mentah.

Maksimalkan Dukungan Demi Naik Kelas

Adapun, kesuksesan dari Rumah Bawang Kadedika itu tidak terlepas dari rajinnya UMKM ini menjalin hubungan baik dengan instansi swasta dan pemerintah baik di daerah maupun di pusat. 

Hal ini terbukti bagaimana dirinya memenangkan bisnis kategori ultra mikro Area 1 yang mewakili Kalimantan dan Sumatera dalam program ‘SisBerdaya’, inisiatif lokal persembahan DANA dan Ant Group. 

“Dengan pendanaan Rp20 juta ini, kami ingin memperluas jangkauan pasar kita. Sebelumnya, di trade expo kemarin sudah ada calon yang ingin membangun mitra 

bersama kami, dari Vietnam, Malaysia dan Lebanon,” katanya. 

Dia pun mengungkapkan, pihaknya juga rajin bergabung dengan komunitas UMKM supaya lebih mudah mendapatkan informasi soal pelatihan dan bazzar. 

“Kami ingin naik kelas. Saat ini enggak apa-apalah belum beromzet belasan juta. Tapi, Rumah Bawang Kadedika terus konsisten menciptakan inovasi dan membuka jangkauan bisnis, salah satunya melalui peluang reseller,” tutup pemenang runner up SisBerdaya ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper