Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jasa Raharja Berburu Laba Rp1,62 Triliun, Bagaimana Caranya?

Tahun ini Jasa Raharja sebagai asuransi wajib menargetkan perolehan premi sebesar Rp6,7 triliun.
Dirut PT Jasa Raharja yang juga Ketua Satgas Mudik Bareng BUMN Budi Rahardjo memberikan keterangan pers tentang Mudik Bareng BUMN di Jakarta, Selasa (15/5/2018)./ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Dirut PT Jasa Raharja yang juga Ketua Satgas Mudik Bareng BUMN Budi Rahardjo memberikan keterangan pers tentang Mudik Bareng BUMN di Jakarta, Selasa (15/5/2018)./ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA  - PT Jasa Raharja (Persero) menargetkan perolehan laba 2020 sebesar Rp1,62 triliun.

Direktur Utama Jasa Raharja Budi Rahardjo menjelaskan target itu tumbuh 4,4 persen (year-on-year/yoy) dari laba 2019 senilai Rp1,55 triliun. seiring meningkatnya target pendapatan perseroan dan efisiensi yang akan dilakukan.

"Yang jelas kami sebagai perusahaan, bagaimana terus menekan biaya pengelolaan lebih efisien. Juga memastikan semuanya digital sehingga biaya-biaya dipangkas," ujar Budi, Selasa (10/3/2020).

Budi menjelaskan bahwa target laba tersebut sejalan dengan target pendapatan pada 2020 sesuai RKAP sebesar Rp6,71 triliun. Target tersebut meningkat 5,49 persen (yoy) dari pendapatan 2019 senilai Rp6,36 triliun.

Seiring kenaikan pendapatan, perusahaan memproyeksikan juga kenaikan beban senilai Rp4,72 triliun. Peningkatan biaya itu akan diimbangi dengan efisiensi agar target perseroan dapat tercapai.

Budi menilai bahwa terdapat peluang bagi Jasa Raharja untuk tumbuh pada tahun ini, meskipun kondisi perekonomian sedang diliputi ketidakpastian. Potensi tersebut ada dari minat masyarakat untuk menggunakan kendaraan umum dan pembelian kendaraan seiring peningkatan daya beli.

"Memang [pendapatan] kami selalu dianggarkan naik setiap tahun, kami kan melihat juga potensi para penumpang yang akan menggunakan angkutan umum, kemudian potensi [penambahan] kendaraan baru," ujar dia.

Budi menjabarkan bahwa pendapatan Jasa Raharja berasal dari tiga sumber, yakni iuran wajib, sumbangan wajib, dan hasil investasi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper