Bank Yudha Bhakti Bersiap Naik Kelas Menjadi Bank BUKU II

Di tengah kondisi bisnis yang sedang sulit imbas penyebaran virus corona atau Covid-19, PT Bank Yudha Bhakti Tbk berhasil membukukan laba komprehensif di kuartal I 2020.
Seseorang sedang melakukan transaksi di ATM Bank Yudha.
Seseorang sedang melakukan transaksi di ATM Bank Yudha.

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah kondisi bisnis yang sedang sulit imbas penyebaran virus corona atau Covid-19, PT Bank Yudha Bhakti Tbk berhasil membukukan laba komprehensif di kuartal I 2020.

Tahun 2019, Bank Yudha Bhakti membukukan laba bersih Rp 16 miliar dan pada kuartal I tahun ini, Perseroan juga berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 13 miliar.

Laba kuartal I 2020 tersebut memang sedikit turun dari kuartal I 2019, yang membukukan Rp 14 miliar, dikarenakan industri keuangan tengah menghadapi tekanan Covid-19. Tetapi jika dibandingkan dengan total laba sepanjang tahun 2019, capaian di tiga bulan pertama ini cukup bagus mengingat perekonomian Indonesia sangat tertekan akibat Covid-19.

Selain itu, Bank Yudha Bhakti juga menegaskan bahwa sebenarnya Perseroan telah menyelesaikan pemasalahan batas maksimum pemberian kredit (BMPK) dan penghapusan buku atas kredit yang dihadapi di tahun lalu.

Hal tersebut disampaikan sehubungan dengan pemberitaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap fungsi pengawasan yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terhadap perbankan yang disinggung dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) II/2019.

Penyelesaian permasalahan BMPK dan hapus buku kredit tersebut sudah diuraikan secara jelas dan gamblang dalam laporan keuangan Bank Yudha Bhakti tahun buku 2019 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Kanaka, Puradiredja Suhartono (anggota dari Nexia International) dengan opini wajar sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

Saat ini perseroan dalam proses merealisasikan hasil RUPS tahun lalu yaitu menambah modal pada semester I 2020, untuk dapat naik kelas menjadi Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) II. Hal ini dilakukan melalui mekanisme Penawaran Umum Terbatas III (PUT III) atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) kepada pemegang saham.

Menyiasati strategi dalam menghadapi tantangan masa depan, sejak tahun 2019 Perseroan bersama-sama dengan PT Akulaku Silvrr Indonesia (Akulaku) sebagai salah satu pemegang saham bersiap untuk mengembangkan bisnis serta bertransformasi menuju perbankan digital.

Hal ini juga sebagai bentuk kesiapan Perseroan dalam menghadapi tantangan industri keuangan di masa depan, yang akan lebih banyak didominasi oleh transaksi digital.

Saat ini, tiga besar pemilik saham mayoritas di PT Bank Yudha Bhakti, yakni : PT Akulaku Silver Indonesia dengan kepemilikan saham sebesar 24,08 %, PT Gozco Capital sebesar 21,76%, dan PT ASABRI (Persero) sebanyak 20,13%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper