Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dua Faktor Pendorong Adaptasi Industri Keuangan di Masa Pandemi

Pandemi Covid-19 akan menimbulkan The New Normal, yakni fase terjadinya perubahan perilaku masyarakat dalam beraktivitas, termasuk dalam hal keuangan.
Ilustrasi teknologi finansial/Flickr
Ilustrasi teknologi finansial/Flickr

Bisnis.com, JAKARTA - Tak dapat dipungkiri jika pandemi Covid-19 menyebabkan perubahan di berbagai aspek kehidupan termasuk kesehatan, sosial, dan ekonomi di Indonesia.

Para ahli menyebutkan pandemi yang belum diketahui kapan berakhirnya ini akan menimbulkan The New Normal, yakni fase terjadinya perubahan perilaku masyarakat dalam beraktivitas, termasuk dalam hal keuangan.

Berbagai perubahan mulai terlihat dari bagaimana masyarakat bertransaksi, kecenderungan untuk lebih memperhatikan nilai ketika membeli sebuah barang, serta pengelolaan keuangan dengan menetapkan skala prioritas.

Riset McKinsey terkait sentimen konsumen Indonesia menyatakan bahwa telah terjadi peningkatan aktivitas digital selama masa pandemi, dengan lebih dari 30 persen responden mengaku lebih sering memenuhi kebutuhan sehari-hari dan memesan makanan secara online.

Selain itu, laporan McKinsey terkait dampak yang ditimbulkan dari Covid-19 ini juga menyebutkan bahwa secara global adopsi teknologi digital pada industri keuangan pun meningkat, di mana 73 persen masyarakat telah mencoba adopsi teknologi digital dalam 6 bulan terakhir, dengan 21 persen di antaranya merupakan pengguna baru.

Sudah barang tentu, perubahan perilaku tersebut akan menggiring pada fase The New Normal, yang menuntut masyarakat untuk mampu beradaptasi dengan kondisi tersebut guna menjaga produktivitas dan keberlangsungan kehidupan.

Dari sisi pelaku industri, McKinsey dalam laporannya menyebut setidaknya ada prinsip dasar yang perlu dilakukan saat memasuki masa The New Normal yaitu memperhatikan perubahan perilaku konsumen, pola permintaan yang tidak dapat diprediksi, serta efisiensi operasional berdasarkan skala prioritas.

Menanggapi hal tersebut, CEO Kredivo Indonesia Alie Tan mengatakan berdamai dengan Covid-19 berarti masyarakat dan pelaku industri dapat beradaptasi dengan The New Normal.

"Kemampuan adaptasi yang agile dan solidaritas adalah kunci untuk melalui kondisi ini sekaligus menjaga keberlangsungan kehidupan serta usaha dalam jangka panjang. Di sisi lain, pelaku industri keuangan juga dituntut untuk terus berinovasi melalui teknologi, guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan transaksi digital yang semakin meningkat di masa pandemi ini.” katanya dalam keterangan resmi yang diterima oleh Bisnis pada Rabu (20/5/2020).

Lebih lanjut, Alie menjelaskan untuk pelaku industri keuangan, setidaknya ada dua hal mendasar yang dapat menjadi faktor pendorong dalam melakukan adaptasi terhadap The New Normal:

Pertama, fasih transformasi digital dan kemungkinan menuju industri 4.0 yang lebih cepat.

Pandemi Covid-19 sukses mengakselerasi kemampuan masyarakat untuk lebih fasih memanfaatkan teknologi, sehingga menjadi katalisator menuju industri 4.0. Kemudahan dalam bertransaksi menjadi kunci yang semakin relevan bagi konsumen saat ini. Industri keuangan dituntut untuk semakin memperkuat transformasi digitalnya, bahkan mempersiapkan strategi secara matang menuju industri 4.0.

Namun, edukasi dan literasi digital dalam hal keuangan juga tetap harus dipertimbangkan guna menyeimbangkan antara kondisi industri dengan kesiapan masyarakat menghadapi era revolusi industri 4.0.

Kedua, masyarakat naik kelas jadi konsumen cerdas.

Kondisi ekonomi yang sulit memaksa masyarakat untuk menjadi konsumen cerdas, termasuk dalam hal pengelolaan keuangan. Hal ini juga dapat menjadi sinyal positif bagi peningkatan literasi keuangan di Indonesia.

Namun demikian, sinyal positif ini perlu diiringi dengan kesiapan para pelaku industri keuangan untuk memberikan produk atau layanan keuangan yang memiliki nilai tambah dan mampu mendukung produktivitas masyarakat.

Adaptasi secara cepat dan pemanfaatan peluang menjadi kunci berdamai di masa pandemi ini. Pelaku usaha harus terus berinovasi untuk menghadapi ketidakpastian dan memenuhi kebutuhan masyarakat yang selalu berubah.

Selain itu, strategi manajemen risiko dan efisiensi operasional berdasarkan skala prioritas juga perlu ditingkatkan oleh pelaku industri untuk memastikan keberlangsungan perusahaan dalam jangka panjang.

“Sejak kehadirannya, DNA industri fintech adalah berinovasi membantu masyarakat menghadapi tantangan. Untuk itu, kami terus berinovasi agar tetap bisa memenuhi kebutuhan dan beradaptasi dengan kondisi pasar, termasuk di tengah pandemi ini. Disertai prinsip responsible lending dan sistem verifikasi yang memiliki metrik risiko yang setara dengan bank," tutur Alie.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rezha Hadyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper