Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jadi BUKU III, BNI Syariah Siap Garap Bisnis Remitansi dan Trade Finance

PT Bank BNI Syariah siap melakukan ekspansi bisnis ke pasar internasional setelah memasuki kelompok bank umum kegiatan usaha (BUKU) III, atau dengan kategori modal inti sebesar Rp5 triliun - Rp30 triliun. 
Karyawan menghitung uang rupiah di Kantor Bank BNI Syariah di Jakarta, Senin (24/2/2020)
Karyawan menghitung uang rupiah di Kantor Bank BNI Syariah di Jakarta, Senin (24/2/2020)

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank BNI Syariah siap melakukan ekspansi bisnis ke pasar internasional setelah memasuki kelompok bank umum kegiatan usaha (BUKU) III, atau dengan kategori modal inti sebesar Rp5 triliun - Rp30 triliun. 

Sebagaimana diketahui, BNI Syariah memasuki BUKU III setelah mendapat tambahan modal dari bank induk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., sebesar Rp255,5 miiar secara inbreng (penyetoran modal dalam bentuk barang/harta, bukan uang tunai), yang telah direalisasi pada Maret 2020.

Direktur Utama PT Bank BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo mengatakan dengan BNI Syariah naik kelas ke BUKU III akan membuka peluang baru perseroan untuk memaksimalkan bisnis internasional, seperti trade finance dan layanan remitansi.

Firman menuturkan, layanan remitansi akan menjadi potensi yang sangat besar, dengan jumlah pekerja migran Indonesia (PMI) yang mencapai 6 juta orang. BNI Syariah juga akan menangkap peluang untuk menambah jumlah tabungan karena banyak PMI yang juga mau hijrah ke perbankan syariah.

Sumber pendapatan dari layanan transaksi tersebut akan berbentuk komisi dari layanan pengiriman uang. Pendapatan juga didapat dari exchange rate dari mata uang negara di mana PMI mengirimkan uang ke rupiah.

Firman memproyeksikan, potensi pendapatan fee dari layanan transaksi remitansi tersebut dapat mencapai Rp30 miiar, namun ini dalam kondisi normal sebelum pandemi Covid-19.

"Bank induk (BNI) punya 6 cabang luar negeri, Singapura, Tokyo, London, Hong Kong, New York, dan Korea, di mana di cabang itu banyak sekali penduduk Indonesia yang bekerja di sana. Itu merupakan potensi yang sangat besar terutama di bidang pengiriman uang. Kami akan bersinergi dengan bank induk menggarap remitansi tersebut," katanya, belum lama ini.

Sementara, Firman menjelaskan, bisnis trade finance akan disediakan untuk pebisnis di luar negeri yang memiliki hubungan bisnis di Indonesia, atau orang Indonesia di luar negeri yang memiliki bisnis ekspor impor terkait Indonesia.

"Kalau dilihat potensinya, dari sisi pendapatan fee, bisa sampai Rp100 miliar, tapi di kondisi sekarang dan baru mulai di April baru bisa menambah FBI Rp50 miliar," tuturnya.

Firman menambahkan, perseroan akan menyiapkan SDM yang ahli dan bersertifikasi trade finance untuk mencapai tujuan tersebut. Sementara persiapan teknologi informasi, bank akan bersinergi dengan bank induk.

"Tidak hanya itu, ke depan bank juga akan menyiapkan SDM yang bisa memberikan advisory trade atau yang disebut trade finance advisory, yang ditempatkan di kantor cabang," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper