Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tak Kalah dari Induk, Aset BNI Syariah Tumbuh Dua Digit

Angka pertumbuhan aset BNI Syariah tidak kalah dari pertumbuhan aset induk usahanya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., yang sebesar 4,4 persen yoy.
Karyawan beraktivitas didekat logo BNI Syariah di Jakarta. Bisnis/Endang Muchtar
Karyawan beraktivitas didekat logo BNI Syariah di Jakarta. Bisnis/Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank BNI Syariah merilis laporan keuangan selama semester I/2020 dengan pertumbuhan aset sebesar 19,46 persen secara year on year menjadi Rp50,76 triliun.

Angka pertumbuhan itu tidak kalah dari pertumbuhan aset induk usahanya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., yang sebesar 4,4 persen yoy menjadi Rp880,12 triliun pada periode yang sama.

Pertumbuhan aset BNI Syariah ditopang oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 20,15 persen yoy, dari Rp36,32 triliun pada per 30 Juni 2019 menjadi Rp43,64 triliun per 30 Juni 2020.

Pertumbuhan DPK terutama berasal dari jenis tabungan dan giro sebesar 28,38 persen yoy menjadi Rp29,60 triliun, sedangkan jenis deposito tumbuh 5,85 persen yoy menjadi Rp14,04 triliun.

Dalam publikasinya di Bisnis Indonesia hari ini (26/8/2020), Abdullah Firman Wibowo Direktur Utama BNI Syariah, mengatakan bahwa pertumbuhan DPK pada kuartal II/2020 didorong oleh pertumbuhan dana murah atau CASA dalam bentuk tabungan dan giro.

Rasio CASA pada kuartal II tahun ini mencapai 67,83 persen, naik dibandingkan dengan kuartal II/2019 sebesar 63,48 persen.

Trasaksi mobile banking BNI Syariah yang mencapai 21,36 juta transaksi pada semester I/2020 menjadi salah satu penyokong tumbuhnya CASA perusahaan. Jumlah tersebut tumbuh 127 persen yoy dibandingkan dengan semester I/2019 sebanyak 9,4 juta transaksi.

Selain itu, BNI Syariah juga memperoleh tambahan modal dalam bentuk penyertaan modal secara inbreng berupa aset kantor di Pejompongan senilai Rp255,6 miliar dan aset Aceh dari BNI sebesar Rp164,2 miliar.

"Inbreng ini membuat BNI Syariah naik kelas menjadi BUKU III, atau mempunyai modal inti di atas Rp5 triliun. Diharapkan hal ini bisa memperkuat permodalan perusahaan dan memebrikan dampak positif terhadap pengembangan bisnis BNI Group," katanya.

Setelah menjadi BUKU III, BNI Syariah melakukan beberapa inisiatif bisnis seperti fokus kepada bisnis digital, pengembangan bisnis remittance, penguatan bisnis financial institution and trade, roll out bisnis mikro di seluruh outlet, serta implementasi financing excellence program.

Kuartal II tahun ini BNI Syariah mencetak laba senilai Rp266,64 miliar melalui dukungan dari keseimbangan komposisi pembiayaan, peningkatan DPK yang optimal dengan komposisi CASA tinggi.

Dari sisi pembiayaan, pada kuartal II/2020 perusahaan menyalurkan Rp31,33 triliun dengan komposisi yang seimbang. Segmen konsumer berkontribusi Rp15,87 triliun atau 51 persen, diikuti komersial sebesar Rp7,59 triliun (24 persen), serta segmen kecil dan menengah Rp6 triliun (19 persen).

Baiknya keinerja BNI Syariah pada kuartal II/2020 tidak lepas dari sinergi dengan BNI sebagai perusahaan induk. Perusahaan mendapatkan dukungan teknologi yang dimiliki BNI, sehingga lebih efisien.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper