Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisah Pelaku UMKM Hadapi Tekanan Pandemi dan Bangkit Lagi Setelah Dapat Penjaminan

Usaha yang mulanya dijalankan Ive sendiri lalu dibantu oleh beberapa orang karyawan. Dengan produksi 12 hingga 13 liter susu dari setiap 1 kilogram kedelai, omset bulanan Resoya bisa mencapai Rp30 juta.
Susu kedelai/Ilustrasi
Susu kedelai/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA — Tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Revelation Tamboto, atau yang akrab dipanggil Ive, bahwa bisnis susu kedelainya akan berhenti produksi selama empat bulan. Dia tahu bahwa kondisi bisnis akan naik turun, tapi kondisi pandemi Covid-19 benar-benar di luar perkiraannya.

Ive merupakan pemilik usaha Resoya Susu Kedelai yang berlokasi di Manado, Sulawesi Utara. Susu kedelai merupakan menu sehari-hari yang dikonsumsi keluarganya, dan berangkat dari kesukaannya itu Ive pun merintis usaha susu kedelai.

Mulanya, dia membuat satu produk susu kedelai dengan modal tidak lebih dari Rp1 juta, berbekal blender untuk membuat susu kesukaannya. Usaha itu terus berkembang dan Ive memberikan merek Resoya bagi produknya.

Bukan hanya Ive, susu kedelai itu menemukan pasar yang baik di Manado sehingga Resoya terus berkembang. Ive telah memiliki penggilingan kedelai sendiri dan produksinya sampai bisa menghabiskan 250 kilogram bahan kedelai dalam satu bulan.

Usaha yang mulanya dijalankan Ive sendiri lalu dibantu oleh beberapa orang karyawan. Dengan produksi 12 hingga 13 liter susu dari setiap 1 kilogram kedelai, omset bulanan Resoya bisa mencapai Rp30 juta.

Ive mungkin menjadi satu dari jutaan orang yang tidak menyangka pandemi seperti Covid-19 akan melanda Indonesia. Penyebaran virus itu bukan hanya mengancam kesehatan, tetapi juga ekonomi, bahkan berdampak cukup besar bagi jalannya usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM) seperti Resoya.

Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mulai berlaku, aktivitas masyarakat pun berkurang untuk mencegah penularan virus corona. Sayangnya, berkurangnya aktivitas masyarakat itu turut menekan penjualan Resoya hingga mengganggu proses produksi.

"Saat pandemi beberapa pegawai terpaksa berhenti bekerja, kami berhenti produksi empat bulan," ujar Ive dalam gelaran media gathering bersama UMKM mitra binaan Jamkrindo, Rabu (9/6/2021).

Salah seorang kawan menyarankan Ive untuk menjalin komunikasi dengan PT Jamkrindo (Persero). Dia pun mendatangi kantor Jamkrindo untuk membahas pengajuan kredit usaha produktif dan pendampingan usaha, perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu pun menyetujui dukungan bagi Resoya.

Ive memperoleh kredit dengan plafon Rp50 juta, dana itu salah satunya menjadi modal Resoya untuk memulihkan kembali bisnisnya di tengah pandemi Covid-19. Ive pun menjelaskan bahwa dirinya mendapatkan fasilitas pengembangan usaha sehingga dapat memperkenalkan produknya kepada pasar yang lebih luas.

Selain meningkatkan permodalan, Ive pun merambah jagat maya untuk memasarkan Resoya. Menurutnya, pemanfaatan e-commerce menjadi peluang untuk menjual susu kedelainya ke lebih banyak orang, yang merupakan buah dari pendampingan Jamkrindo.

Kepala Divisi Manajemen Risiko dan Pemeringkatan UMKM, Konsultasi Manajemen PT Jamkrindo (Persero) Ceriandri Widuri menjelaskan bahwa sebagai perusahaan pelat merah, pihaknya memiliki sejumlah penugasan. Fungsi utamanya dalam menyalurkan penjaminan, lalu tugas lain Jamkrindo di antaranya mendorong pengembangan UMKM.

"Fungsi supporting kami terlibat dalam pembinaan UMKM, menjadi pilar pembangunan ekosistem UMKM. Bank kan perlu mengamankan kredit yang disalurkan kepada UMKM, sudah ada penilaiannya [dari Jamkrindo] dalam konteks kelayakan diberi penjaminan, selain itu dibantu dengan pendampingan," ujar Ceri dalam gelaran yang sama, Rabu (9/6/2021).

Ceri menilai bahwa keberadaan penjaminan dan pendampingan dapat mendorong UMKM dalam meningkatkan skala bisnisnya, atau dia menyebutnya sebagai naik kelas. Pertama, keberadaan penjaminan dapat memudahkan UMKM terkait dalam memperoleh kredit lebih besar, seperti halnya Resoya.

"Dengan adanya penjaminan, perbankan atau lembaga keuangan dapat lebih fokus menilai kualitas usaha dari UMKM itu, tidak khawatir dengan risikonya. UMKM pun berpeluang memperoleh kredit untuk mengembangkan bisnisnya," ujarnya.

Meskipun begitu, Ceri menilai proses itu tidak cukup, pendampingan menjadi langkah selanjutnya yang dapat membantu UMKM memaksimalkan kredit atau modal yang dimiliki. Pendampingan itu dapat membantu perluasan akses pasar, peningkatan kualitas produk atau kemasan, hingga pencatatan keuangan.

Menurut Ceri, aspek pencatatan keuangan menjadi salah satu fokus Jamkrindo dalam membantu UMKM-UMKM yang tersebar di seluruh penjuru negeri. Terkadang, aspek itu menjadi kendala sebuah usaha dalam memperoleh permodalan, padahal potensinya begitu besar.

Hal tersebut tercermin dari jumlah UMKM yang masuk ke dalam database Jamkrindo. Hingga Mei 2021, perseroan mencatat 16.000 UMKM terdaftar di sistem pemeringkatan, tapi baru 2.000 di antaranya yang dapat diberi peringkat karena kelengkapan data.

"Banyak UMKM masuk ke sistem kami tapi hanya mendaftar, sedangkan untuk pemeringkatan diperlukan data finansial dan non finansial. Sebagian besar UMKM memang tidak mengisi lengkap, sehingga pendampingan menjadi penting," ujar Ceri.

Upaya-upaya pendampingan pun terus dilakukan, khususnya di masa pandemi Covid-19 saat perekonomian sangat tertekan. Ceri menilai bahwa UMKM memiliki keluwesan dalam menghadapi pandemi, sehingga pendampingan dan dukungan menjadi amat penting.

Peranan perusahaan pelat merah salah satunya ada dalam pelaksanaan program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Jamkrindo berperan dalam menyalurkan penjaminan pembiayaan PEN kepada para UMKM. Jamkrindo mencatat bahwa sepanjang 2020, sebanyak Rp8,6 triliun penjaminan PEN telah disalurkan. Adapun, pada Januari–April 2021, penjaminan PEN telah mencapai Rp6,5 triliun atau mendekati total capaian tahun lalu.

Dengan kondisi perekonomian yang mulai membaik dan adanya dukungan PEN, Ceri menilai bahwa para pelaku UMKM harus memanfaatkan semua peluang yang ada untuk menjaga keberlangsungan bisnisnya. UMKM dapat memanfaatkan akses pembiayaan dan penjaminan, termasuk pendampingan dari perusahaan dan lembaga keuangan di seluruh wilayah.

"UMKM harus berkolaborasi, memperbanyak network, bersinergi dengan seluruh pihak seperti asosiasi atau komunitas. Banyak program yang bisa dimanfaatkan di asosiasi. Lalu, hampir semua BUMN punya program binaan UMKM, harus dimanfaatkan," ujarnya.

Ceri berharap agar seluruh UMKM bisa naik kelas dengan berbagai fasilitas dan dukungan yang tersedia. Resoya dapat menjadi bukti bahwa tekanan dari pandemi Covid-19 dapat diatasi dengan pendampingan dan dukungan, utamanya adalah kerja sama seluruh pihak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper