Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Survei BI: Pertumbuhan Kredit Baru Diproyeksi Meningkat pada Triwulan II/2022

Prioritas utama responden dalam penyaluran kredit baru triwulan II/2022 adalah kredit modal kerja, diikuti oleh kredit investasi dan kredit konsumsi.
Karyawan melintas di dekat logo Bank Indonesia di Jakarta, Senin (3/2/2020).
Karyawan melintas di dekat logo Bank Indonesia di Jakarta, Senin (3/2/2020).

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) memperkirakan penyaluran kredit baru diproyeksikan tumbuh lebih tinggi pada pada triwulan II/2022, yang terindikasi dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) prakiraan penyaluran kredit baru sebesar 79,0 persen. 

“Prioritas utama responden dalam penyaluran kredit baru triwulan II/2022 adalah kredit modal kerja, diikuti oleh kredit investasi dan kredit konsumsi,” tulis BI dalam Survei Perbankan, Kamis (21/4/2022). 

Pada jenis kredit konsumsi, penyaluran kredit pemilikan rumah/apartemen masih menjadi prioritas utama, diikuti oleh kredit multiguna dan kredit kendaraan bermotor. 

Berdasarkan sektor, penyaluran kredit baru pada triwulan II/2022 diprioritaskan pada sektor perdagangan besar dan eceran, sektor industri pengolahan, dan sektor perantara keuangan. 

Di sisi lain, survei bank sentral memproyeksikan kebijakan penyaluran kredit triwulan II/2022 sedikit lebih longgar dibandingkan periode triwulan sebelumnya. Hal ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan kredit baru yang tumbuh lebih tinggi. 

“Hal ini sebagaimana terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) bernilai negatif tipis sebesar -0,4 persen, berbeda dengan periode triwulan sebelumnya yang tercatat positif sebesar 3,3 persen,” sambungnya. 

Adapun, standar penyaluran kredit yang lebih longgar dibandingkan triwulan sebelumnya diprakirakan terjadi pada kredit investasi, kredit modal kerja, dan KPR/KPA.

Sementara itu, aspek kebijakan penyaluran kredit diproyeksikan lebih longgar dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu jangka waktu kredit, biaya persetujuan, suku bunga, dan agunan. 

Untuk penghimpunan dana pihak (DPK), diproyeksikan akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan tersebut terindikasi dari SBT pertumbuhan DPK sebesar 55,5 persen. Nilai itu lebih tinggi dibandingkan triwulan I/2022, sebesar 17,4 persen. 

“Pertumbuhan DPK diprakirakan terjadi pada jenis instrumen giro dan tabungan, dengan SBT positif masing-masing sebesar 58,8 persen dan 60,9 persen,” imbuhnya. 

Sementara itu, deposito terindikasi menurun dari SBT yang bernilai negatif sebesar -23,8 persen pada triwulan II/2022, dari sebelumnya tumbuh 2,9 persen di periode triwulan I/2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper