Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Tahan Bunga Acuan, Saham Bank BUMN BBRI-BBNI Kompak ke Zona Merah

Saham bank-bank milik negara, yakni BRI, Mandiri, BNI, dan BTN kompak masuk ke zona merah pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (25/5/2022). 
Lowongan Kerja PT Bank Rakyat Indonesia Tb. (BRI) melalui BRILiaN Future Leader Program (BFLP)/www.bri.co.id
Lowongan Kerja PT Bank Rakyat Indonesia Tb. (BRI) melalui BRILiaN Future Leader Program (BFLP)/www.bri.co.id

Bisnis.com, JAKARTA – Saham bank-bank milik negara, yakni BRI, Mandiri, BNI, dan BTN kompak masuk ke zona merah pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (25/5/2022).

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BBRI memimpin pelemahan saham bank Himpunan Milik Negara (Himbara) dengan penurunan sebesar 2,47 persen ke level Rp4.350. Volume saham yang diperdagangkan sebanyak 141,3 juta dengan nilai transaksi Rp619,4 miliar.

Berikutnya, saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) mengalami penurunan sebesar 1,65 persen menuju Rp8.925 per lembar saham. Sementara, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) terkoreksi 0,95 persen ke posisi Rp7.850 per unit.

Penurunan saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) terpantau menjadi yang terkecil di antara bank pelat merah lainnya, dengan koreksi sebesar 0,30 persen ke level Rp1.675.

Kompaknya penurunan saham bank Himbara terjadi setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 23-24 Mei 2022 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50 persen. Selain itu, BI menetapkan suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25 persen.

Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan terkendalinya inflasi, serta upaya untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi, di tengah tekanan eksternal yang meningkat.

Dalam kesempatan ini, BI menuturkan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam rangka mengendalikan inflasi, menjaga stabilitas moneter dan sistem keuangan.

Selain itu, juga meningkatkan kredit atau pembiayaan kepada dunia usaha pada sektor-sektor prioritas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, ekspor, serta inklusi ekonomi dan keuangan.

Perry mengungkapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat, terbukti dari pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2022 sebesar 5,01 persen. Kuartal II/2022, BI melihat pertumbuhan tetap kuat tecermin dari indeks PMI, neraca perdagangan dan indeks mobilitas penduduk.

“Dengan perkembangan tersebut, untuk keseluruhan tahun 2022 Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan mencapai 4,5-5,3 persen,” ujarnya Perry.

Proyeksi suku bunga BI sebesar 3,5 persen ini sejalan dengan konsensus ekonom. Sejumlah ekonom meyakini BI masih akan menahan suku bunganya hingga semester II/2022, melihat terkendalinya inflasi dalam negeri, dibandingkan dengan laju inflasi di negara-negara lain. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper