Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gonjang-ganjing Global Mereda, Bos BI Yakin Rupiah Makin Perkasa di 2023

Bos Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah makin perkasa di 2023 lantaran gonjang-ganjing global sudah mereda.
Pegawai menunjukan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Dolar Asia Money Changer, Jakarta, Senin (18/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menunjukan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Dolar Asia Money Changer, Jakarta, Senin (18/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah bakal menguat sejalan dengan fundamentalnya dan meredanya gonjang-ganjing di pasar global

Hingga 18 Januari 2023, BI mencatat nilai rupiah tercatat menguat sebesar 3,18 persen secara point to point dan 1,20 persen secara rerata dibandingkan dengan level Desember 2022.

“Nilai tukar rupiah fundamentalnya akan menguat, dalam jangka pendek, karena gonjang-ganjing global yang mulai mereda, saat ini rupiah sudah mendekati level Rp15.000 per dolar AS,” katanya dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RGD), Kamis (19/1/2023).

Perry mengatakan penguatan nilai tukar rupiah ini terutama didukung oleh kondisi eksternal Indonesia yang kuat, tercermin dari neraca transaksi berjalan yang diperkirakan surplus dalam kisaran 0,4–1,2 persen dari PDB.

Posisi cadangan devisa Indonesia akhir Desember 2022 tercatat tetap tinggi, yaitu mencapai US$137,2 miliar, setara pembiayaan 6,0 bulan impor atau 5,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. 

Penguatan juga sejalan dengan aliran modal asing yang kembali masuk ke pasar keuangan domestik pada awal tahun. Tercatat, hingga 17 Januari 2023, investasi portofolio mencatatkan net inflows sebesar US$4,6 miliar.

Di dalam negeri, Perry mengatakan perekonomian juga diperkirakan tetap kuat, dengan pertumbuhan diperkirakan bias ke atas dalam kisaran 4,5 hingga 5,3 persen, didukung oleh kuatnya kinerja ekspor serta membaiknya konsumsi rumah tangga dan investasi nonbangunan. 

Pada 2023, dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi diperkirakan berlanjut, meski sedikit melambat ke titik tengah pada kisaran 4,5-5,3 persen, sejalan dengan menurunnya prospek pertumbuhan ekonomi global. 

Ke depan, imbuh Perry, BI akan terus melakukan berbagai upaya untuk mendukung penguatan rupiah. Pertama, dengan melanjutkan intervensi di pasar valas dengan transaksi spot, Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), serta pembelian/penjualan SBN di pasar sekunder.

Kedua, melanjutkan penjualan/pembelian SBN di pasar sekunder untuk memperkuat transmisi kenaikan suku bunga acuan dalam meningkatkan daya tarik imbal hasil SBN bagi masuknya investor portofolio asing guna memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah.

Ketiga, mengimplementasikan instrumen operasi moneter valas berupa term deposit valas Devisa Hasil Ekspor (DHE) sebagai instrumen penempatan DHE oleh eksportir melalui bank kepada BI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper