Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Bank Mandiri (BMRI) Ungkap 4 Tantangan Perbankan Tahun Ini

Suku bunga acuan hingga merosotnya harga komoditas akan menjadi tantangan perbankan pada tahun ini.
Gedung kantor pusat Bank Mandiri. /Bloomberg-Dimas Ardian
Gedung kantor pusat Bank Mandiri. /Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Darmawan Junaidi mengungkapkan ada empat tantangan perbankan tahun ini. Tren tersebut bisa menjadi peluang dan arah untuk mitigasi risiko bagi perbankan.

Pertama, tren suku bunga perbankan yang masih tinggi. "Suku bunga tetap tinggi, perbankan masih berkutat pada persaingan dana murah [current account savings account/CASA], dan akan meningkatkan cost of fund [biaya dana]," kata Darmawan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bank-bank BUMN dengan Komisi VI DPR pada Selasa (28/3/2023).

Terkait suku bunga acuan Bank Indonesia (BI), tren peningkatan memang sudah terjadi sejak pertengahan tahun lalu. Kemudian suku bunga acuan BI tertahan di level 5,75 persen pada awal tahun ini.

Sementara itu, menurut Darmawan tren kenaikan suku bunga akan melandai pada akhir tahun ini. Tren suku bunga yang melandai diperkirakan berlanjut hingga tahun depan.

Tantangan perbankan kedua adalah penurunan harga komoditas, terutama batu bara dan CPO. "Ini akan menurunkan demand kredit dari sektor korporasi," ungkap Darmawan.

Ketiga, tantangan pertumbuhan kredit di sektor hilirisasi sejalan dengan fokus pemerintah. Sebagaimana diketahui, pemerintah belakangan ini tengah bertekad menjadikan indonesia sebagai pemain utama dalam industri hilirisasi global. 

Namun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa industri hilirisasi ini membutuhkan pembiayaan yang besar. Presiden Jokowi pun sempat menyentil perbankan agar semakin giat menyalurkan pembiayaan pada proyek hilirisasi komoditas.

Terakhir, adalah terkait integrasi pembiayaan berkelanjutan ke dalam pengembangan bisnis dan operasional bank. "Perbankan perlu sinergikan ESG [environmental, social and governance]," katanya.

Bank Mandiri sendiri telah mencatatkan laba bersih secara konsolidasi Rp41,2 triliun pada 2022, tumbuh 46,9 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Kemudian, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit secara konsolidasi perseroan Rp1.202,2 triliun, tumbuh 14,48 persen yoy.

Pencapaian ini melampaui pertumbuhan kredit secara industri sebesar 11,35 persen pada 2022 lalu. Bila dirinci berdasarkan segmennya, kredit Bank Mandiri didominasi oleh kredit korporasi yang mencapai Rp414,1 triliun pada akhir 2022, tumbuh 11,8 persen dari periode tahun sebelumnya Rp370,2 triliun.

Selain itu, total dana pihak ketiga (DPK) bank berkode emiten BMRI ini tumbuh positif 15,46 persen yoy dari Rp1.291,2 triliun di akhir 2021 menjadi Rp1.490,8 triliun di akhir 2022. Peningkatan DPK ini ditopang oleh peningkatan dana murah, yakni giro serta tabungan yang naik masing-masing 31,2 persen dan 13,5 persen yoy. 

Rasio dana murah Bank Mandiri secara bank only di akhir 2022 mencapai 77,64 persen, naik 365 basis poin (bps) yoy, melampaui rata-rata industri perbankan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper