Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Simpanan di Bank Naik, Nasabah Tajir Pendorongnya

Nilai simpanan nasabah dengan tabungan lebih dari Rp5 miliar tumbuh 9,6 persen.
Ilustrasi simpanan milik nasabah tajir atau crazy rich/Freepik.
Ilustrasi simpanan milik nasabah tajir atau crazy rich/Freepik.

Bisnis.com, JAKARTA — Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat total nominal simpanan nasabah di bank per Maret 2023 mencapai Rp8.045 triliun, naik 6,6 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Berdasarkan data distribusi simpanan LPS, nilai nominal simpanan nasabah per Maret 2023 juga tumbuh 0,2 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya atau secara bulanan (month on month/MoM).

Jumlah rekening simpanan nasabah di bank per Maret 2023 juga tumbuh 12,7 persen yoy menjadi 511,20 juta rekening. Meskipun secara bulanan, jumlah rekening nasabah di bank turun 3,3 persen.

LPS mencatat, tren peningkatan nominal simpanan nasabah di bank per Maret 2023 didorong oleh jenis simpanan giro dan deposit on call yang masing-masing tumbuh 10,7 persen dan 11,8 persen yoy. 

Sementara berdasarkan tiering nilai simpanan, nasabah tajir atau nasabah dengan simpanan di atas Rp5 miliar menjadi pendorong. Nilai simpanan nasabah tajir tumbuh 9,6 persen yoy menjadi Rp4.281 triliun.

"Nominal simpanan terbesar terdapat pada tiering simpanan di atas Rp5 miliar yang mencakup 53,2 persen total simpanan," tulis LPS dalam laporannya pada Rabu (26/4/2023).

Meski simpanan nasabah di bank terus bertumbuh, Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa menyebutkan rasio simpanan terhadap produk domestik bruto (PDB) di Indonesia tergolong masih rendah, bahkan di bawah negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina, 

Ia mengatakan rasio dana pihak ketiga (DPK)/PDB Indonesia pada 2022 ada di angka 38,38 persen. Rasio DPK/PDB Indonesia di bawah Filipina dengan rasio 77,74 persen, Malaysia 122,59 persen, Thailand 135,69 persen, dan Singapura 141,14 persen.

"Dibandingkan negara tetangga, kalau dilihat Filipina, Thailand, Singapura, dan Malaysia kita ada di bawah. Jadi, orang kita masih kurang nabung atau bisa saja tidak punya duit, yang jelas tabungan masih kurang," katanya.

Ia mengatakan apabila simpanan memadai, maka kemampuan penyaluran pembiayaan pun akan semakin mudah. "Tidak perlu susah-susah undang modal asing lagi," katanya.

Ke depan LPS menurutnya akan mendorong agar perbankan semakin percaya diri dengan sistemnya dalam menjaring simpanan. "Agar bisa kejar dan bangun ekonomi dengan uang kita sendiri," ujar Purbaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper