Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit Bank DKI Tumbuh 24,6 Persen jadi Rp48,3 T pada Kuartal I/2023

Pada kuartal I/2023, kredit Bank DKI tercatat tumbuh Rp24,6 triliun menjadi Rp48,3 triliun.
Petugas menampilkan kartu ATM Bank DKI berbasis chip/Bank DKI
Petugas menampilkan kartu ATM Bank DKI berbasis chip/Bank DKI

Bisnis.com, JAKARTA - Bank DKI mencatat pertumbuhan kredit sebesar Rp48,3 triliun pada Maret 2023 atau meningkat 24,6 persen dari Rp38,8 triliun pada periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy). 

Realisasi tersebut mendorong peningkatan aset 12,3 persen menjadi Rp79,9 triliun (yoy) pada Maret 2023, dari Rp71,1 triliun pada Maret 2022. Sementara itu, laba bersih Bank DKI naik 17,7 persen (yoy) menjadi Rp233,2 miliar pada Maret 2023 dibanding Rp198 miliar pada  tahun lalu. 

Direktur Utama Bank DKI Fidri Arnaldy mengatakan peningkatan kinerja Bank DKI yang terus tumbuh positif selaras dengan strategi bisnis pada segmen yang stabil dan potensial, termasuk fokus transformasi kearah digitalisasi secara konsisten.

”Melihat perkembangan kinerja yang positif pada kuartal I/2023, Bank DKI optimis dapat mencapai target akhir tahun, seiring tren pemulihan ekonomi nasional yang positif dengan target pertumbuhan ekonomi nasional pada 2023 diatas 5 persen,” ungkap Fidri dalam keterangan resmi, Jumat (28/4/2023). 

Dia mengungkapkan penyaluran kredit Bank DKI pada kuartal I/2023 dibanding periode kuartal I/2022 (yoy), meningkat di seluruh segmen. Mulai dari kredit ritel tumbuh sebesar 79,3 persen menjadi Rp1,06 triliun dari Rp595,08 miliar pada kuartal I/2022.

Adapun, kredit mikro tumbuh sebesar 54,3 persen menjadi Rp2,69 triliun pada Maret 2023 dari Rp1,74 triliun pada kuartal I/2022. Kredit konsumer tumbuh 14,1 persen menjadi Rp20,54 triliun pada Maret 2023 dari Rp17,99 triliun periode tahun lalu.

Kredit dengan skala lebih besar juga tumbuh positif, seperti kredit menengah tumbuh sebesar 47,1 persen menjadi Rp1,44 triliun per Maret 2023 dari Rp981,4 miliar periode sama tahun lalu.

"Sedangkan kredit komersial tumbuh sebesar 16,5 persen menjadi Rp16,23 triliun [yoy] pada kuartal I/2023 dari Rp13,93 triliun per Maret 2022. Kredit sindikasi tumbuh sebesar 80 persen, menjadi Rp6,39 triliun pada Maret 2023 dari Rp3,55 triliun pada tahun lalu," imbuhnya.

Lebih lanjut, Fidri menjelaskan Bank DKI senantiasa mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam ekspansi kredit. Hal itu tercermin dari rasio nonperforming loan (NPL) sebesar 1,88 persen pada Maret 2023. Realisasi NPL turun dari sebelumnya 3,05 persen di Maret 2022.

Selain itu, Bank DKI juga membentuk pencadangan secara konservatif dengan menjaga coverage ratio sebesar 225,9 persen sebagai langkah mitigasi kolektibilitas debitur.

Direktur Keuangan & Strategi Bank DKI Romy Wijayanto merinci pertumbuhan laba bersih menjadi sebesar Rp233,2 miliar yang didorong oleh peningkatan pendapatan bunga yang naik sebesar 17,1 persen menjadi Rp1,31 triliun (yoy) pada Maret 2023 atau naik dari Rp1,12 triliun pada kuartal I/2023.

Kenaikan tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan bunga yang berasal dari ekspansi kredit dan pembiayaan serta memaksimalkan aset produktif Bank dalam berbagai instrumen keuangan seperti surat berharga maupun penempatan pada Bank Indonesia atau Bank lain.

"Fee based income meningkat sebesar 28,1 persen menjadi Rp149,15 miliar pada kuartal I/2023 dari Rp116,42 miliar pada periode yang sama di tahun lalu," katanya. 

Lebih lanjut, kinerja dana pihak ketiga (DPK) pun tumbuh 16,2 persen menjadi Rp67,13 triliun pada Maret 2023 dari Rp57,74 triliun di Maret 2022. Loan to deposit ratio (LDR) naik signifikan menjadi 72 persen pada kuartal I/2023 dari 66,3 persen pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Sementara itu, untuk rasio lainnya tetap tumbuh positif dan terjaga dengan baik dibanding periode Q1 tahun 2022. ROE terjaga di 9,73 persen (yoy) naik dari 8,52 persen, ROA menjadi 1,53 persen (yoy) naik dari 1,48 persen, dan BOPO terjaga di 78,2 persen (yoy) yang sama dengan periode tahun sebelumnya.

Kinerja Unit Usaha Syariah Bank DKI juga menunjukkan pertumbuhan yang memadai sampai dengan Maret 2023. Penyaluran pembiayaan syariah tumbuh 12,5 persen menjadi sebesar Rp7,15 triliun (yoy) pada Maret 2023, dari Rp6,35 triliun pada Maret 2022.

"Penghimpunan DPK Syariah tumbuh 25,3 persen menjadi sebesar Rp8,1 triliun [yoy] pada Maret 2023, dari Rp6,47 triliun pada periode yang sama tahun lalu," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper